Ekonomi umat islam sekarang ini harus segera diperbaiki. Masih sangat banyak sekali umat muslim di berbagai daerah yang mengalami kemiskinan. Berdasarkan Hadist nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Naim menyebutkan bahwa kemiskinan itu dekat dengan kekufuran.Â
Dengan begitu, kemiskinan akan sangat berpotensi untuk membawa kepada seseorang pada kekufuran. Kondisi yang sulit akan mendorong orang untuk melakukan hal hal diluar syariat agama. Oleh karena itu penting sekali untuk segera keluar dari belenggu kemiskinan yang saat ini masih membayangi kebanyakan umat muslim.
Kemiskinan tentu tidak jauh dari profesi atau pekerjaan. Pekerjaan akan sangat menentukan taraf kehidupan seorang muslim. Sayangnya, saat ini masih banyak umat muslim yang hanya berfikiran menjadi karyawan daripada usaha sendiri.Â
Menjadi karyawan tentu bukan hal yang buruk, namun sebagai generasi muda yang sarat akan ide dan pemikiran inovatif diharapkan mampu berkontribusi lebih.Â
Dari sisi finansial, menjadi karyawan lebih menentu, namun tidak ada peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Tentu ini sangat berbeda dengan pengusaha, dimana sangat beresiko namun potensi peningkatan yang dihasilkan jauh lebih signifikan. Jadi sekarang pilih ada padamu, kamu mau pilih yang mana ?
Menjadi karyawan merupakan comfort zone yang perlu dikikis terutama oleh generasi muda muslim. Berdasarkan riset yang dilakukan pada tahun 2018 dengan 8.591 responden, sebanyak 76,6% responden ingin menjadi karyawan di berbagai perusahaan baik lokal maupun international.Â
Perasaan aman dan nyaman tanpa adanya resiko kerugian menjadi alasan mengapa karyawan merupakan pilihan. Seperti kata pepatah bahwa semakin besar resiko, maka akan semakin besar pula hasilnya, generasi muda harus berani mengambil resiko dengan melihat peluang dan potensi usaha yang ada.Â
Diharapkan juga generasi muslim bisa melihat pengusah sebagai wadah untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan umat. Karena pengusaha tidak melulu tentang uang, tapi juga bisa bermanfaat dengan usaha yang didirikan.
Generasi muda muslim perlu dibekali dengan entrepreneurship mentality dan intrapreneurship mentality. Dengan 2 hal ini, generasi muda bisa terdorong untuk mendirikan usaha sendiri dari peluang yang ada. Â
Berpegang teguh dengan ucapan imam syafii, man jadda wa jadda, siapa yang memiliki kemauan pasti akan ada jalan.Â
Ketika ada kemauan, entrepreneurship mentality, dan eksekus tentu bukan hal yang mustahil para generasi muda muslim bisa menjadi pengusaha yang sukses.