Mohon tunggu...
Akmal M Roem
Akmal M Roem Mohon Tunggu... wiraswasta -

menyukai sesuatu yang mudah dipahami, enak dibaca, segar untuk dicerna, senang untuk dikerjakan. Guru SM-3T Aceh. Mengajar di pedalaman Kalimantan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Hiduplah Indonesia Raya. . .

9 Oktober 2010   19:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:34 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_284466" align="alignleft" width="300" caption="Bendera Indonesia"][/caption]

Betapa indahnya suara puluhan ribu pendukung setia timnas Indonesia saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebelum pertandingan persahabatan antara Indonesia vs Uruguay. Lagu kebangsaan itulah yang menjadi motivasi besar bagi pasukan merah putih untuk bertarung melawan semifinalis Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Meski demikian, Indonesia pada akhirnya harus mengakui keunggulan tim tamu. Skor 1-7 telah membuktikan bahwa kelas kedua negara masih terlalu jauh. Adu taktik yang diperagakan Alfred Riedl melawan Oscar Tabarez sebenarnya patut diacungi jempol. Kedua tim bermain atraktif dan menghibur.

Meskipun kalah, masyarakat Indonesia patut memberi apresiasi besar kepada timnas yang sudah berjuang keras pada malam itu untuk mempertahankan kehormatan olahraga bangsa. Kalah  atau menang dalam sebuah pertandingan merupakan suatu kewajaran. Namun, yang meski dipetik dari semua itu adalah belajar bagaimana cara berbenah. Selama ini banyak yang mengintruksikan kepada PSSI untuk segara merevolusi pengurus dan membenahi manajemen tim nasional. Tapi kelihatanya hal itu mustahil terwujud karena para pengurus bukannya tidak mau berbenah akan tetapi tidak tahu bagaimana harus membenahi hal ini. Pada tulisan singkat ini saya kembali ingin melanjutkan ulasan saya terhadap hasil kinerja Bambang Pamungkas dkk di timnas Indonesia. Ini merupakan tulisan lanjutan saya setelah menulikan artikel “Pasukan ‘Bodrex’ Dibantai Uruguay 1-7”.

Pertandingan persahabat antara Indonesia vs Uruguay memang masih sangat membekas bagi jutaan bolamania di Indonesia. Bagaimana tidak, tim kesayangan kita harus mengakui keunggulan tamu yang sedianya jauh berkelas dari permainan kita. Namun, tak sepatutnya kita merasa bahwa timnas benar-benar hancur. Kita perlu melihat dengan cermat bahwa ada potensi luar biasa yang mesti kembali dikembangkan oleh timnas. Tentunya hal itu adalah membenahi manajemen untuk benar-benar berusaha mencari bentuk yang bagus sehingga PSSI bisa menunjukkan hasil kerja yang bagus; prestasi.

Sepak bola merupakan olah raga yang paling bergengsi saat ini. Ratusan pemain menjadi terkenal dan kaya raya karena sepak bola. Miliaran pasang mata selalu setia menyaksikan klub-klub kesayangannya berlaga. Ya, tim sekelas Inter Milan, Real Madrid, atau Manchaster United memiliki jutaan fans di seluruh penjuru dunia. Dan mereka memberikan sesuatu yang mampu membahagiakan fansnya. Prestasi yang diraih mereka pun diraih dengan cara yang baik. Bila ada kesalahan tentunya segara akan berbenah untuk mendapatkan hasil yang bagus.

Negara Spanyol contohnya, setelah sekian lama mereka berkutat di putaran final piala dunia, baru pada tahun 2010 di Afrika Selatan mereka bisa menembus final dan mampu menjuarai ajang termasyur persepakbolaan dunia itu. Pada fase penyisihan group, Spanyol sempat kalah dengan Swiss. Tapi, mereka dengan sigap berbenah dan tak pernah lagi melakukan kesalahan. Pemain-pemain Spanyol memang memiliki talenta yang luar biasa. Iker Casillas dkk dididik dari sesuatu keseriusan untuk menuai hasil yang maksimal. Memang benar, Indonesia belum patut disamakan dengan Spanyol. Tapi, suatu hari nanti, mungkin hal itu bisa terjadi!

Belajar Dari Kekalahan

Mimpi tim Indonesia untuk meraih prestasi di tingkat International sebenarnya bukan suatu yang mustahil. Kekalahan dari Uruguay harus benar-benar menjadi pelajaran berharga bahwa kita belum layak menjajal Piala Dunia di era seperti ini. Ya minimal kita harus bersaing terlebih dahulu dengan tim Asia lainnya yakni Jepang dan Korea Selatan yang sudah beberapa kali mengikuti turnamen tersebut. Meski pada tahun 1938 timnas Indonesia pernah menjadi tim Asia pertama yang mengikuti Piala Dunia. Pada saat itu Indonesia masih bernama Hindia-Belanda. Tapi, itu adalah prestasimasa lalu. Jauh sebelum permainan bola modern ditemukan.

Seperti yang sudah saya tulis di atas bahwa dalam sebuah pertandingan sepak bola mendapat hasil kalah atau menang itu sebuah hal yang wajar. Dari hasil tersebutlah kita mengukur bagaimana kondisi sebenarnya timnas. Yang perlu dilakukan sekarang adalah timnas Indonesia harus sering menggelar pertandingan persahabatan Internasional. Lazim orang katakana bahwa “sering berlatih kita akan menjadi bisa”. Sering bermain di level seperti melawan Uruguay tersebut, pasti Indonesia akan mampu belajar banyak. Contoh kecil bisa kita lihat bagaimana perkembangan timnas Israel atau Wales. Dulu, tak banyak pemain-pemain kedua negara tersebut dilirik tim-tim sepak bola eropa. Namun, siapa sangka timnas mereka yang sering melakukan laga uji coba melawan tim-tim lain mampu melahirkan pemain-pemain berbakat. Di Israel kita mengenal Yossi Benayoun yang kini memperkuat klub London, Chelsea di Premier League. Nah, di Wales sendiri ada pemain bintang seperti Ryan Giggs yang tak lama lagi akan mengakhiri kerja sebagai pemain professional di klub Man. United.

Kedua negara tersebut memang belum memiliki prestasi mentereng di negara eropa khususnya pada turnamen sepak bola antar negara-negara eropa yang disebut dengan UEFA Euro. Tapi, tak tertutup kemungkinan kedua negara tersebut akan mampu bersaing dengan tim-tim seperti Inggris, Spanyol atau Yunani.

“Bila salah, belajarlah untuk berbuat yang lebih baik.” Itu salah satu kalimat yang paling saya ingat yang diucapkan oleh guru olah raga saya ketika di SMP dulu. Bagaimanapun hidup ini memiliki banyak peluang yang mesti kita ciptakan sendiri. Jangan berharap terang itu datang dengan sendirinya.

Mengenai naturalisasi pemain yang beberapa waktu lalu yang kerap diwacanakan itu, menurut saya, memang salah satu jalan yang baik. Artinya, sekarang kepengurusan PSSI menginginkan prestasi timnas Indonesia bisa lebih baik. Oleh kerena itu, barangkali, jalan naturalisasi bisa dianggap sebagai hal yang wajar. Meski banyak orang yang menilai ini merupakan suatu hal yang bisa membuat hancur generasi penerus. Namun kita belum tahu benar hasilnya karena pada pemain-pemain naturalisasi tersebut belum memberikan sesuatu bagi rakyat Indonesia. Tentunya, kita harus menunggu dulu bagaimana mereka membuat cita-cita masyarakat Indonesia menjadi sebuah kenyataan. Yang pasti hal itu nantinya akan menjadi ulasan tersendiri bagi masyarakat Indonesia.

Dan pada akhirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya telah usai bergema di Stadion GBK. Semoga  lagu kebangsaan tersebut bisa dinyanyikan di laga yang lebih hebat lagi.... Walau meninggalkan luka, tapi Indonesia harus tetap tegak menatap masa depan. Hiduplah Indonesia Raya. . . . [Akmal M. Roem]

tulisan terkait: Pasukan ‘Bodrex’ Dibantai Uruguay 1-7”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun