Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Serius Mencintai Islam? Yuk, Hormati Keyakinan Lain

29 September 2024   06:32 Diperbarui: 29 September 2024   06:35 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Damai - jalandamai.org

Kebebasan agama itu di jamin lho oleh Undang-Undang Dasar 1945, ditegaskan dalam pasal 29, bahwa negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut keyakinannya. Oleh karena itu, mendirikan lembaga pendidikan berbasis agama adalah hak konstitusional warga negara yang juga merupakan bagian dari kebebasan beragama yang harus dihormati.

Namun seringkali mereka yang ingin mendirikan sekolah bahkan rumah ibadah mengalami kesulitan, menghadapi tentangan dari kelompok agama mayoritas. Ada kelompok masyarakat menolak perbedaan agama karena berdasarkan pandangan bahwa agamanya lebih superior dibandingkan agama yang lain. Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip kebhinekaan yang menjadi sebuah keniscayaan di bumi pertiwi.

Seorang pemuka agama Islam, yakni K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa dipanggil dengan sebutan Gus Baha, salah satu penceramah yang kerap mengulang-ulang materi soal larangan menghina agama lain. Tak heran jika beliau terus mengingatkan kita karena diantara keberagaman masih ada saja kelompok yang gemar mengumbar kebodohan dengan merendahkan agama atau kepercayaan lain.

Menurut penjelasan Gus Baha, menghina sesembahan orang dari agama atau keyakinan lain juga berpotensi merendahkan agama yang kita anut karena penghinaaan itu justru akan membuka peluang orang-orang yang dihina untuk menghina balik Allah SWT sebagai sesembahan kita.

Allah juga melarang kita untuk memaki sesembahan selain Allah SWT; "Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan." (QS Al-An'am: 108)

Konteks turunnya ayat tersebut merespon sikap jumawa sebagian sahabat Rasulullah SAW yang kala itu begitu bangga akan Islam, namun tanpa sadar telah merendahkan atau menghina agama lain. Di masa awal-awal Islam ada sahabat yang over atau berlebihan, saking bangganya mereka menghina sesembahan orang kafir bahkan diikuti dengan kecaman. Orang-orang kafirpun tidak tinggal diam, mereka membalas menghina Allah SWT dengan sebutan yang sama.

Gus Baha juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW medapat 'pesan' khusus tentang hal ini, "Wahai Muhammad, kasih tahu umatmu agar tidak menghina berhala orang-orang kafir; korbannya Aku (Allah)". Kisah ini beliau nukil dari salah satu karya Sulthanul Auliya, Syaikh Izzudin bin Abdissalam yang menulis bab "Saddu Dzara'i". Pesan tersebut disederhanakan oleh Gus Baha; "Kalau kamu ingin Allah tidak dipisuhi (dimaki), Islam tidak disakiti; kamu jangan menyakiti agama lain; dan itu adalah bagian dari mencintai Islam."

Seseorang yang secara lahiriah telah 'merasa' menjadi muslim, ia akan menuju kematangan spiritual untuk berislam secara batiniah, dan tentu saja akan sungguh-sungguh membangun komitmen utnuk berislam dalam ranah konsekuensial, membangun perilaku islami dalam seluruh aspek kehidupan. Menurut Gus Baha; kalau sudah nyaman dengan kebenaran agama kita, sudah asyik dengan keimanan yang kita miliki, buat apa merecoki keimanan yang lain?    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun