Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS Al-Ahzab: 56)
Ayat itulah yang mendasari gelar penghormatan Sholallahu Alaihi Wassalam (biasa kita tuliskan SAW) setiap kita menyebut nama Nabi Muhammad. Gelar penghormatan itu adalah sholawat yang selalu dibaca ketika kita menyebut nama beliau.
Sebagai pengemban risalah kenabian dan kerasulan, pribadi Muhammad memiliki berbagai dimensi yang merupakan perpaduan antara sisi kemanusiaan dan sisi ketuhanan. Kelahiran beliau menjadi salah satu peristiwa besar dalam sejarah agama Islam. Terlahir sebagai nabi terakhir yang membawa amanat dan penerang bagi umat Islam. Kehadirannya di dunia ini membawa cahaya keimanan yang dapat menghantarkan umat manusia, memperoleh jalan keselamatan dan kebahagiaan hidup yang hakiki, yaitu kebahagian hidup di dunia dan di kehidupan akhirat.
Diutus untuk memperbaiki akhlak manusia pada masa jahiliyah (zaman kebodohan) di Mekah pada saat itu. Namun ditengah kondisi zaman jahiliyah tersebut, Nabi Muhammad SAW berhasil tumbuh menjadi manusia dengan akhlak luar biasa karena memang merupakan manusia pilihan. Sampai kini beliau menjadi panutan umat Islam seluruh dunia. Keteladanannya sebagai pengemban mandat kenabian dan laku kemanusiaan sangat menginspirasi, Berikut beberapa sikap dan sifat yang dapat kita teladani dari beliau; Â
Siddiq (benar), artinya beliau tidak akan berbohong dan selalu bicara kebenaran, perbuatan dan ucapannya merupakan cerminan isi Al-Qur'an.
Amanah (dapat dipercaya), artinya seorang rasul tidak akan menipu, ketika berjanji harus ditepati. Karakter amanah sejak kecil sudah tampak pada diri Rasulullah SAW. Kredibilitas dirinya teruji, salah satunya ketika menggembala kawanan kambing selalu merawat dengan baik dan penuh tanggung jawab.Â
Fathonah (cerdas), artinya kecerdasan beliau terlihat dalam setiap tindakan dan keputusannya, baik dalam situasi perang maupun dalam kondisi berdakwah. Karena kecerdasannya itulah beliau menjadi panutan bagi pengikutnya memecahkan masalah.Â
Tabligh (menyampaikan), artinya seorang rasul mengatakan apa yang harus dikatakan, menyampaikan apa yang diwahyukan kepadanya untuk mewujudkan visi dan misi yang diembannya.Â
Selain sifat-sifat diatas Rasulullah SAW juga dikenal dengan kebaikan hatinya. Beliau dikenal dengan sifatnya yang lemah lembut, baik perkataan maupun perbuatannya. Keluasan hati beliau dalam memaafkan tak tertandingi, tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, justru malah memaafkan mereka yang berbuat jahat kepadanya.Â
Beliau terkenal sabar meski dicaci. Kita pasti pernah mendengar kisah pengemis tuna netra yang selalu disuapi oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan Beliau menghaluskan makanannya terlebih dahulu agar si pengemis mudah menelan makanannya. Meski pengemis tersebut sangat gigih mengajak orang-orang untuk membenci Beliau, namun tak pernah surut sedikitpun tindakan Beliau untuk menyuapi pengemis itu. Setiap hari beliau menyuapi pengemis yang menyumpah serapahi dirinya disaat bersamaan.Â
Nabi Muhammad SAW juga dikenal dermawan. Diriwayatkan oleh Muslim dari Anas bin Malik mengatakan bahwa pernah seorang pria mendatangi Nabi Muhammad SAW dan meminta kambing yang jumlahnya sama dengan jaraknya antara dua gunung, maka beliau memberikan apa yang dimintanya. Lantas pria tersebut pulang ke kampungnya dan mengajak umatnya untuk masuk ke agama Islam karena Muhammad akan memberi mereka hadiah yang tidak mereka inginkan lagi khawatir jatuh miskin.
Beliau juga dikenal sangat toleran, tidak pernah marah akan hal-hal kecil yang menyinggungnya. Selain itu beliau juga dikenal dengan kerendahan hatinya. Perjalanan berat untuk menjadi pemimpin bahkan panglima perang tapi tidak pernah sekalipun beliau menyombongkan dirinya. Dalam kehidupan berumah tangga juga beliau tak segan membantu mengerjakan pekerjaan rumah demi meringankan tugas sang istri.Â
Konsistensi sifat-sifat beliau dalam menjalankan mandat kenabian dan laku kemanusiaan membuat kita tak heran jika Nabi Muhammad SAW menjadi panutan. Beliau adalah seorang yang mulia dan istimewa. Mulia karena akhlaknya yang mencerminkan Al-Qur'an, menjadikan beliau istimewa karena satu-satunya role model sempurna secara fisik dan moral. Sebagai umat Rasulullah SAW, marilah kita meneladani sifat-sifat mulia beliau, kita terapkan dalam kehidupan kita demi terciptanya harmonisasi kehidupan keluarga, agama, dan masyarakat. Jangan ada lagi kekerasan atas nama agama dengan dalih membela agama Allah dan Rasul-Nya. Mari kita presentasikan Rasulullah SAW dengan kemuliaan akhlaknya, jangan dipelintir untuk ajakan perang demi maksud dan tujuan tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H