Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tantangan Pemuda di Antara Tahun Politik dan Provokasi Kebencian

5 November 2023   08:57 Diperbarui: 5 November 2023   09:01 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Milenial - jalandamai.org

Sejarah Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sejarah generasi mudanya. Di era kemerdekaan, para pemuda berhasil melahirkan Sumpah Pemuda, yang mengakhiri era primordialisme. Pola perjuangan yang dilakukan secara parsial, berhasil disatukan melalui semangat Sumpah Pemuda. Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Berbangsa satu bangsa Indonesia. Berbahasa satu, bahasa Indonesia. Meski berbeda-beda, tapi tetap warga negara Indonesia. Meski setiap daerah punya bahasa lokal masing-masing, bahasa nasionalnya tetap Indonesia.

Tantangan era itu adalah perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Hasilnya, kemerdekaan berhasil direbut. Para pemuda ketika itu berhasil melahirkan organisasi modern. Sebut saja seperti Boedi Oetomo, yang kemudian banyak melahirkan pemuda-pemuda yang memberikan kontribusi bagi negeri ini. Berbagai perundingan yang dilakukan ketika itu, juga banyak didominasi para generasi muda. Bahkan lahirnya Soekarno, Hatta, Sjahrir adalah menjadi bukti pentingnya peranan generasi muda bagi sejarah ini.

Kini, tantangannya tentu berbeda. Bagaimana mengisi kemerdekaan ini tetap on the track, sesuai dengan harapan semua masyarakat. Bukan berarti di era sekarang ini, peran pemuda menjadi hilang. Tidak. Karena pemuda masih mempunyai peranan yang sangat vital. Indonesia merupakan negara yang mendapatkan bonus demografi. Penduduk Indonesia akan banyak dipenuhi generasi muda. Bahkan pemilu tahun 2024 mendatang, daftar pemilih tetapnya didominasi anak muda.

Begitu vitalnya peranan generasi muda, membuat banyak pihak berebut dan memanfaatkan para anak muda. Tidak hanya urusan politik, berbagai perusahaan mulai banyak dipimpin anak-anak muda. Bahkan kelompok radikal pun, juga banyak merekrut anak muda, untuk menjadi penerus. Untuk hal yang satu ini, tentu kita semua tidak boleh tinggal diam. Sekali lagi, kita tidak boleh tinggal diam. Karena provokasi radikalisme saat ini begitu masif terjadi di media sosial. Dan tidak sedikit dari anak muda yang menjadi korbannya.

Lalu, sebagai generasi muda, apa yang harus dilakukan saat ini? Banyak. Mari mulai dari hal yang sederhana, dari diri kita sendiri. Bekalilah diri dengan informasi yang benar, valid dan jelas sumbernya. Setelah itu bekalilah diri dengan ilmu agama, dan ilmu apapun itu. Karena kecenderungannya kelompok radikal, seringkali menggunakan pendekatan agama, untuk membodohi masyarakat. Dengan mengambil dan menginterpretasikan ayat suci, mereka bisa memprovokasi masyarakat untuk melakukan apa saja.

Jika kita melihat media sosial saat ini, begitu banyak dan masif munculnya provokasi kebencian. Tidak sedikit yang menjadi korban. Namun juga tidak sedikit yang bertahan. Kini, kita jangan hanya bertahan. Tapi juga harus aktif seperti para pemuda yang telah dicontohkan para pendahulu, melalui semangat sumpah pemuda. Mari aktif menyebarluaskan bibit perdamaian di media sosial. Mari memperkuat literasi, dan memberikan informasi yang mencerdaskan. Bukan informasi yang mengaburkan, apalagi yang mengandung provokasi. Indonesia adalah negara besar. Akan sangat disayangkan jika negara besar ini, hancur karena ulah warga negaranya sendiri. Salam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun