Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleran Menjauhkan Diri dari Bibit Kebencian

28 Desember 2019   14:50 Diperbarui: 28 Desember 2019   14:52 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pasti mempunyai sifat negative dan positif. Jika melakukan negative, maka konsekwensinya pun juga akan negative. Sebaliknya, jika melakukan sifat positif, maka konsekwensinya tidak hanya bagus untuk diri kita dan lingkungan, tapi juga akan mendekatkan diri pada Tuhan. Karena salah satu anjuran Tuhan kepada manusia adalah menjauhi segala perbuatan negative dan melakukan segala perbuatan positif.

Manusia memang tempatnya dosa. Namun bukan berarti dosa tak bisa dicegah. Bukan berarti perbuatan negative tidak bisa dihindari. Bukan juga ujaran kebencian tidak bisa dilawan, bukan pula persekusi ataupun tindakan teror tidak bisa dilawan. Semua perbuatan buruk bisa dilawan, jika kita bisa mengerti mana yang baik dan mana yang buruk.

Dan untuk menjauhkan diri dari perbuatan buruk, tentu bukanlah hal susah jika kita punyai niat. Namun akan menjadi susah, jika hati kita terus diselimuti kebencian, caci maki dan segudang anggapan jelek lainnya. Untuk membersihkan hati yang kotor itu, diperlukan sifat positif untuk meminimalisirnya. Yaitu toleransi. Saling menghargai dan menghormati merupakan bagian dari karakter kita sebagai masyarakat Indonesia.

Sejak kecil kita diajarkan untuk saling menghargai. Kita diajarkan untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan. Kita juga diajarkan untuk memberikan maaf jika ada teman yang mengakui kesalahannya. Semuanya itu merupakan dasar-dasar dari toleransi yang telah diajarkan sejak kecil. Tidak hanya dilingkungan keluarga, di sekolah pun kita diajarkan hal yang sama. Dasar toleransi inilah yang kemudian dibawah hingga dewasa. Nilai toleransi ini tidak hanya harus dipahami, tapi juga harus diimplementasikan dalam kehidupan maya dan nyata.

Apalagi di era milenial seperti sekarang ini, banyak sekali ujaran kebencian bermunculan. Tidak hanya dalam kehidupan nyata tapi juga dalam kehidupan maya. Penyebaran ujaran kebencian ini bisa merusak kerukunan antar umat beragama yang terjalin. Ujaran kebencian juga bisa membuat persatuan dan kesatuan yang selama ini terjalin, hancur karena masyarakat terus termakan provokasi kebencian.

Ketika tahun politik kemarin saja, tidak sedikit diantara masyarakat yang terprovokasi ujaran kebencian. Tidak sedikit pula yang ditetapkan sebagai tersangka, karena terbukti melakukan penyebaran nama baik. Tidak sedikit yang memutuskan tali silaturahmi, hanya karena berbeda pandangan atau berbeda pilihan pilitik. Bahkan tidak sedikit yang berani melakukan persekusi atau menebar teror, hanya karena berbeda keyakinan.

Ingat, Indonesia adalah negara dengan tingkat kemajemukan yang sangat tinggi. Dari Aceh hingga Papua, tersebar banyak suku, bahasa, budaya dan agama. Meski berbeda, faktanya dari dulu hingga sekarang kita masih bisa satu dalam konsep negara kesatuan republik Indonesia. Dan faktanya, semua agama yang ada di negeri ini juga menganjurkan toleran saling toleran antar sesama. Jadi, mari mulai saat ini kita terus menjunjung nilai toleransi, agar kita masih tetap bisa hidup berdampingan dalam keberagaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun