Mohon tunggu...
Andi Kurnia Muin
Andi Kurnia Muin Mohon Tunggu... Guru - teacher, writer

Menulislah agar kamu menjadi abadi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lembar Kerja Harian: Membantu atau Merepotkan?

31 Maret 2024   22:05 Diperbarui: 31 Maret 2024   22:10 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Created By Andi Kurnia Muin

Dalam dunia pendidikan, Lembar Kerja Harian (LKH) sering kali dianggap sebagai salah satu alat yang penting dalam administrasi guru. Namun, di tengah kesibukan mengajar, mempersiapkan materi pembelajaran, dan menangani berbagai aspek lain dari pekerjaan guru, beberapa guru merasa bahwa Lembar Kerja Harian justru menjadi beban tambahan yang merepotkan. Namun, apakah benar Lembar Kerja Harian hanya menjadi sumber masalah bagi guru? Mari kita telusuri lebih dalam.

Beban Tambahan atau Alat Bantu?

Bagi sebagian guru, Lembar Kerja Harian dianggap sebagai beban tambahan yang mengganggu proses pengajaran. Mereka merasa bahwa waktu yang dihabiskan untuk mengisi Lembar Kerja Harian bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif, seperti menyiapkan materi pembelajaran atau memberi perhatian ekstra kepada siswa. Selain itu, beberapa guru juga mengeluhkan bahwa Lembar Kerja Harian memerlukan banyak administrasi tambahan, seperti mencatat perkembangan setiap siswa secara detail, yang dapat menguras energi dan waktu.

Namun, di sisi lain, Lembar Kerja Harian sebenarnya dirancang untuk membantu guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Dengan Lembar Kerja Harian, guru dapat memiliki panduan yang jelas untuk setiap sesi pembelajaran, mencatat progres siswa secara terstruktur, dan melakukan refleksi diri untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Oleh karena itu, Lembar Kerja Harian seharusnya dipandang sebagai alat bantu yang membantu guru dalam menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif, bukan sebagai beban tambahan yang tidak berguna.

Tantangan dan Solusi

Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa mengelola Lembar Kerja Harian bisa menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian guru. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa solusi dapat diterapkan. Pertama, guru dapat mencari cara untuk menyederhanakan format Lembar Kerja Harian sehingga tidak memerlukan banyak administrasi tambahan. Kedua, guru dapat menggunakan teknologi untuk mengautomatisasi proses pengisian Lembar Kerja Harian, sehingga dapat menghemat waktu dan energi. Terakhir, penting bagi guru untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah atau instansi terkait untuk mencari solusi terbaik dalam mengelola administrasi guru secara efisien.


Ada juga yang mengatakan bahwa Lembar Kerja Harian, hanya Sebagai Syarat untuk Tunjangan Sertifikasi?

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh guru untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi. Salah satu syarat tersebut adalah pengumpulan Lembar Kerja Harian (LKH) yang harus dilakukan setiap bulan. Namun, seringkali Lembar Kerja Harian ini hanya dianggap sebagai formalitas belaka, yang harus dipenuhi untuk memenuhi syarat administratif, tanpa memperhatikan manfaat sebenarnya dari keberadaannya. Mari kita telaah lebih dalam tentang fenomena ini.

Lembar Kerja Harian sebagai Syarat Administratif

Bagi sebagian guru, Lembar Kerja Harian seringkali hanya dianggap sebagai syarat administratif yang harus dipenuhi untuk memenuhi persyaratan mendapatkan tunjangan sertifikasi. Mereka mengisi Lembar Kerja Harian dengan sekadar mencatat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, tanpa memperhatikan aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Hal ini terutama terjadi karena adanya tekanan untuk memenuhi target jumlah lembar kerja yang harus dikumpulkan setiap bulan sebagai syarat untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi.

Kurangnya Pemanfaatan Lembar Kerja Harian untuk Pengembangan Pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun