Mohon tunggu...
Ahmad Bakri
Ahmad Bakri Mohon Tunggu... -

Berusaha dan Berdoa.\r\nMengagumi Pagi. Kadang Membaca Buku.\r\nwww.beckinspiration.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa dan Gerakan Perubahan

26 Desember 2012   00:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:03 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13565028371077430143

Mahasiswa memang bukan kelompok biasa dalam struktur masyarakat kita, ia bagian yang tak terpisah dari golongan masyarakat lainnya, dengan keistimewaan yang di milikinya sebagai golongan terdidik, sangat wajar jika banyak harapan yang di sandarkan pada pundaknya. Ia juga golongan yang dianggap netral dari berbagai kepentingan pragmatis yang mendominasi panggung kekuasaan di negara kita. Harapan-harapan itu telah menjadi mainstream keyakinan dari setiap individu di masyarakat dalam kurun waktu yang cukup panjang, karena berbagai aktivitas dan prilaku yang di tunjukan dalam perannya sebagai kaum terdidik, baik  sebelum kemerdekaan ataupun setelahnya. Akan tetapi pergeseran pandangan di tengah masyarakat dewasa ini telah berubah drastis, bahkan pandangan-pandangan miring terhadap mahasiswa dan gerakannya, seakan memaksa kita membuka ruang untuk meninjau ulang pemahaman kita terhadap kelompok intelektual muda kita tersebut. Kemerdekaan Indonesia tak bisa di lepaskan dari para pemuda, pada saat itu para pemuda yang sebagian besarnya masih berstatus sebagai mahasiswa dan pelajar, turut ambil bagian dalam memperjuangkan  terwujudnya kemerdekaan Negara Indonesia, sehingga memunculkan kelompok kesatuan,  yang kemudian di kenal dengan tentara pelajar, mereka membantu para tentara di medan perang, atau menjadi kurir informasi dan logistic. Sungguh suatu kisah yang herois tentang keterlibatan pemuda dalam gerakan kemerdekaan Indonesia. Setelah  reformasi, mahasiswa cenderung terbelah dengan berbagai kepentingan yang mereka usung. Maraknya sikap/prilaku hedonisme, pragmatisme dan konsumerisme, telah menjangkiti  kalangan mahasiswa, kecendrungan ini bisa  di lihat  dari berbagai kegaiatan di lingkungan kampus, yang lebih banyak  untuk sekedar bersenang-senang dan abai dengan kehidupan di luarnya. Kegiatan  intelektual yang bisa membangkitkan kesadaran akan peran-peran sosial  terasa sangat kurang, baik berupa kajian, diskusi, seminar ilmiah ataupun bazar-bazar buku. Kehidupan masyarakat yang memang sudah terasuki gaya hidup hedonistic, egoistic dan konsumerisme, tak ayal lagi menimpa kehidupan para pemuda khususnya mahasiswa, yang merupakan elemen pembentuk masyarakat itu sendiri. Sikap-sikap seperti ini sangat merugikan, karena kelompok yang diharapkan menjadi katalisator sosial,  berubah menjadi tempat bersemainya kepentingan-kepentingan pragmatis,  sekaligus menjadi ladang empuk  merebaknya gaya hidup hedonistic, yang cenderung pada kesenangan semata, yang pasti mengeliminasi  peran-peran sosial yan semestinya dijalankannya. Hal yang patut  di  sayangkan, ketika kampus menjadi pertarungan kepentingan-kepentingan golongan, entah kepentingan orang dalam atau kepentingan orang luar, yang di bawa kekampus,  sehingga kampus menjadi tempat berebut pengaruh dan wibawa, sehingga sangat sering menimbulkan konflik horizontal antara sesama mahasiswa, tak jarang mengakibatkan korban jiwa. Anehnya lagi konflik antara mahasiswa cenderung mengusung isu-isu  etnisitas. Betul-betul aneh kalangan terdidik kita sekarang, sehingga ketersinggungan saya dulu, ketika seorang warga mengatakan  kepada temannya ketika  melihat perkelahian/tawuran, Orang itu seperti Mahasiwa saja. Sekarang  apa yang mereka katakan betul-betul fakta yang tidak bisa di bantah lagi. Kenyataan makin menguatkan pernyataan kelakar masyarakat tersebut, walaupun harus diakui bahwa maksud pernyataan tersebut bukanlah indikasi prilaku mahasiswa secara umum, tapi begitulah cara berpikir sebagian  masayarakat kita, kejadian-kejadian individual sekan menjadi representasi  secara keseluruhan. Maka dari itu,  mari wahai pemuda yang menyatakan dirinya sebagai kaum terdidik, untuk kembali keperan yang telah di amanahkan kepundak kita, Agen of Change, Social of Control..!! Saya juga memuatnya disini, Sumber gambar  1 dan 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun