Mohon tunggu...
Ahmad Bakri
Ahmad Bakri Mohon Tunggu... -

Berusaha dan Berdoa.\r\nMengagumi Pagi. Kadang Membaca Buku.\r\nwww.beckinspiration.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimanakah Seharusnya Kita Berbeda?

22 Desember 2012   06:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:13 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin terkesan lucu jika ada yang bertanya, Bagaimanakah seharusnya kita berbeda ? mungkin ini jenis pertanyaan urakan atau  klise, saya sendiri belum memiliki jawaban yang tepat untuk jenis pertanyaan jenis ini. Apakah yang kita pikirkan tentang perbedaan (differensiasi)..?? terus terang perbedaan adalah tempat yang empuk untuk memupuk keinginan akan kebersamaan, persatuan, persaudaraan,  harmonisasi, bahkan ia juga dapat menjadi jalan/tempat yang subur dan empuk untuk menyulut perpecahan dan kebencian. .!? Kita mungkin masih ingat sebuah kata bijak yang  mengatakan bahwa perbedaan adalah rahmat, atau perbedaan adalah hukum alam, sebagaimana kata seoarng filosof yunani yang mengatakan bahwa kita tak pernah melalui satu sungai yang sama. Satu ungkapan lagi mengatakan perbedaan adalah sesuatu yang harus di terima sebagai bagian takdir  dan ketentuan yang tak bisa di rubah, sebuah takdir yang terberi bagi manusia. Semua orang berbeda dalam detail dan itu tak dapat di pungkiri bahwa ia adalah jalan yang di tunjukan oleh tuhan untuk manusia untuk saling kenal mengenal, saling kasih menasihi, satu sama lain,  Sehingga melanggarnya hanya akan menimbulkan suatu disharmonisasi yang susah untuk dielakan. Faktanya bahwa sebagian manusia senantiasa mengembangkan dan meluaskan lingkaran kuasa dan pengaruhnya, yang sedikit banyak ingin menghilangkan rasa akan perbedaan yang sudah menjadi karakter alam, sehingga sangat sering menimbulkan gesekan dan clash, yang mengakibatkan satu sama lain saling unjuk kuasa dan kekuatan (power)  untuk menundukan. Jika hal seperti ini terus terpelihara dalam komunitas manusia, maka cepat atau lambat kita telah  membuat jarak dan membangun kotak pemisah untuk diri dan orang lain. Perbedaan Ras, agama, suku, mazhab, bahkan pendapat adalah yang sering kita jumpai, setiap  kita adalah unik, yang merupakan ciri khas (identitas)  antara satu dengan yang lain. Warna akan terlihat indah jika di padukan dengan yang lain, sehingga tak ada warna yang mendominasi (menguasai) atau paling menonjol dari yang lain. Adalah sangat  penting untuk menyadari bahwa satu dengan yang lain adalah kesatuan yang utuh, yang tak mesti di ikat  oleh pembuaran (unifikasi) untuk menghilangkan keunikan pribadi. Kehidupan sudah seperti itu adanya, mestinya perbedaan menjadi jalan untuk berbuat kebaik, lebih peduli, menbangun pengertian, bahkan kebaikan tak akan tampak jika perbedaan itu tidak ada. Harus ada kebijaksanaan yang  kita tanamkan dalam diri, bahwa berbeda itu bukan  bentuk lain dari bencana tetapi  ia adalah wujud indah dari karunia, yang hadir di tengah kita. Jika kita memilih untuk seragam,  harusnya kita tak berpikir untuk ada, karena keberadaan adalah jalan yang  menyiksa dan menciptakan bentuk kesengsaraan yang terberi tanpa kita pilihan, sehingga bagaimanapun kita membantah untuk mencoba melakukan penyeragaman maka semua akan berakhir dengan angan-angan. Perbedaan adalah hakekat kehidupan,  maka menjaga untuk terus berbeda adalah cara yang  baik, yang  dapat kita pahami, tanpa harus memikirkan bahwa perbedaan  menciptakan jarak, tapi ia adalah jalan bagi kebijaksanaan dan kebenaran. # Mari Rayakan Perbedaan # Saya Juga memuatnya disini dan sumber gambar disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun