Ia mulai melihat akal sebagai alat untuk mencapai kearifan, bukan untuk mendominasi.
Dalam konteks problematika sosial hari ini, mentajarrud memiliki relevansi yang mendalam. Dunia yang dikuasai oleh logika utilitarian membutuhkan keseimbangan yang didasarkan pada nilai-nilai etis dan spiritual.Â
Krisis lingkungan, konflik sosial, dan alienasi individu adalah hasil dari ketidakseimbangan ini. Ketika manusia melepaskan keterikatannya pada keangkuhan akal dan membuka diri terhadap dimensi transenden, ia dapat menemukan kembali harmoni yang sejati.
Perjalanan menuju kesempurnaan ini adalah cerminan dari transformasi kemanusiaan. Di tengah tantangan dunia saat ini--polarisasi, krisis lingkungan, ketidakadilan--pendakian dari persepsi indrawi menuju akal adalah upaya kolektif yang perlu dilakukan.Â
Semakin tinggi tingkat persepsi manusia, semakin berkualitas pula hidup yang dijalani, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi komunitas dan dunia yang ia tinggali. Inilah panggilan universal bagi kita semua, sebuah undangan untuk melampaui batas dan menemukan makna sejati di balik kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H