Mohon tunggu...
Akke Syafruddin Prawira
Akke Syafruddin Prawira Mohon Tunggu... Freelancer - Infulencer

Postingto Ergo Sum "aku memposting, maka aku ada"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengupas Kebebasan dan Tanggung Jawab dalam Pemikiran Soren Kierkegaard

17 Agustus 2024   01:39 Diperbarui: 17 Agustus 2024   01:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebebasan, dalam pandangan Soren Kierkegaard, bukanlah sekadar kondisi tanpa batas, melainkan suatu kondisi eksistensial yang mendalam dan kompleks. Kierkegaard melihat kebebasan sebagai kemampuan individu untuk membuat pilihan yang menentukan arah hidupnya. Namun, kebebasan ini tidak datang tanpa konsekuensi; ia selalu diiringi oleh kecemasan dan tanggung jawab.

Menurut Kierkegaard, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, tetapi pilihan ini membawa kecemasan eksistensial karena tidak ada jaminan atau kepastian atas hasil dari setiap keputusan. Dalam kebebasan ini, manusia dihadapkan pada ketidakpastian dan kemungkinan kehilangan diri mereka. Pilihan-pilihan tersebut membentuk identitas dan eksistensi individu, dan di sinilah letak beban tanggung jawab.

Kierkegaard menggambarkan perjalanan hidup manusia melalui tiga tahap eksistensi: estetis, etis, dan religius. Dalam tahap estetis, individu mengejar kesenangan dan pengalaman tanpa komitmen mendalam, yang sering kali berakhir dengan perasaan hampa. Tahap etis memperkenalkan tanggung jawab moral, di mana individu mulai memahami pentingnya komitmen dan konsekuensi dari pilihan mereka. Namun, kebebasan sejati, menurut Kierkegaard, dicapai dalam tahap religius, di mana individu melakukan "lompatan iman" dan menyerahkan kebebasan mereka kepada kehendak ilahi.

Dalam konteks ini, kebebasan bukanlah kebebasan dari, melainkan kebebasan untuk---yaitu kebebasan untuk bertanggung jawab atas diri sendiri, pilihan, dan hubungan dengan Tuhan. Kierkegaard menekankan bahwa hanya dengan menerima tanggung jawab penuh atas pilihan kita, kita dapat mencapai kebebasan yang sebenarnya. Ini menjadikan kebebasan sebagai panggilan untuk bertindak secara autentik, dengan kesadaran penuh akan konsekuensi eksistensial dari setiap pilihan yang kita buat.

Dengan demikian, Kierkegaard mengajarkan bahwa kebebasan bukanlah suatu pelarian dari tanggung jawab, melainkan suatu panggilan untuk menghadapi dan menanggungnya, sebagai jalan menuju eksistensi yang autentik dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun