"Tak ada yang lebih hebat dari suporter timnas Indonesia. Tak ada yang bisa mengalahkan loyalitasnya. Mereka adalah raja di Asean", demikian kata salah satu orang Thailand di samping saya.
Pengalaman pribadi, ketika saya pergi ke Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura. Saya menyempatkan diri untuk menonton pertandingan sepakbola.Â
Saat di Thailand, saya menonton pertandingan Liga Thailand, yang berlaga waktu itu adalah Muangthong United. Salah satu tim besar dengan segudang prestasi dan banyak mencetak bintang sepakbola Thailand. Bahkan, Robbie Fowler mantan pemain Liverpool dan timnas Inggris pernah bermain di Muangthong United.Â
Singkat cerita, saya berada di SCG Stadium, daerah Muang Thong Thani, Nonthaburi, Bangkok, Thailand yang merupakan markasnya Muanghtong United. Beberapa orang Thailand menyapa dan bertanya darimana asal saya. Ketika mereka tahu saya dari Indonesia, mereka begitu hormat, segan dan sangat sopan.
"Jika kalian menyaksikan mereka (suporter timnas Indonesia), kalian akan bingung, apakah harus menonton pertandingan atau aksi brilliant mereka  ?. Negara lain juga punya suporter, tapi mereka (suporter Indonesia) punya gaya tersendiri, mereka unik dan selalu terdepan", ucap orang Thailand itu.
Mereka terus memuji suporter timnas Indonesia padahal pada saat itu bukan pertandingan antar negara. Mereka terus mengarahkan pembicaraan ke arah suporter timnas negara-negara di ASEAN. Beberapa dari mereka mengaku pernah nonton langsung di Stadion GBK untuk menyaksikan Thailand melawan Indonesia.Â
Mereka sangat takjub dengan apa yang ditampilkan suporter Indonesia. Kreatifitas, militan dan totalitas, demikian mereka menggambarkan suporter Indonesia. Mereka juga mengenalkan saya ke beberapa temannya dari kelompok suporter Muangthong United.Â
Saya disanjung, saya merasa seperti seorang artis dadakan waktu itu. Mereka juga mengajak saya berfoto bersama bintang Muangthong United waktu itu, seperti Teerasil Dangda, Datsakorn Thonglao, Thitipan Munchan hingga Mario Gjurovski, yang pernah menjadi pelatih Muangthong United.
Dua hari kemudian, saya pergi ke Chonburi Stadium. Sungguh, pemandangan yang indah karena lokasinya berada di samping laut, letak strategisnya mirip dengan stadion Bumi Kartini di Jepara. Saat menyaksikan Chonburi bermain, saya mendapat perlakukan yang sama seperti di Bangkok.Â
Orang-orang Thailand mulai menyapa, mereka tak segan-segan menawarkan makanan dan minuman pada saya, lalu mereka memulai obrolan dengan memuji sepakbola Indonesia terutama tentang kekompakan dan aksi suporter timnasnya.Â
Kebetulan, pada musim itu Irfan Bachdim masih bermain untuk Chonburi. Padahal, jarak antara Bangkok dan Chonburi lumayan jauh, sekitar 5-6 jam menggunakan mobil. Setidaknya karakteristik budaya, sosial dan lifestyle masyarakatnya pasti sedikit berbeda.Â