"Kolaborasi Gerakan Semangat Kebersamaan"
Mungkin saja banyak di antara santri, guru, warga, dan simpatisan Darul Istiqamah yang belum tahu jika tanggal 3 Februari adalah hari milad SPIDI (Sekolah Putri Darul Istiqamah)yang terletak di Maros, Sulawesi Selatan. Itu hal yang wajar mengingat SPIDI tidaklah pernah merayakannya layaknya apa yang  umumnya lembaga lain lakukan.
Adalah tanggal 3 Februari 2011, merupakan momen penting dari transformasi pendidikan Darul Istiqamah khususnya SPIDI. Di mana Arafah Boarding School resmi berganti nama menjadi SPIDI. Tak hanya berganti nama, tapi juga mereformasi sistem pendidikan, merombak manajemen, serta memperbaharui dan mengembangkan fasilitas.
Saya ingat betul Ustadz Muzayyin Arif, pembina Sekolah Putri Darul Istiqamah selalu mengulang-ulangi motivasinya kepada para civitas dengan ucapan : "hadirnya SPIDI harusnya membawa marwah dan nama baik pesantren menjadi lebih disegani. Bargaining pesantren harus lebih tinggi."Â Apakah itu muluk-muluk? Mari kita lanjutkan membaca.
Reformasi dan pembaharuan pendidikan mulai tahun 2011 ini menjadi titik fundamental dari melejitnya nama dan marwah SPIDI. Hingga usianya yang 12 tahun ini, hadirnya terbukti menjadi sebuah sekolah putri rujukan utama dalam pemanfaatan teknologi digital sebagai sarana pendidikan khususnya di Indonesia Timur.
Tak hanya itu, Spidi juga berhasil mengubah mindset masyarakat, bahwa mungkin mereka yang dulu cenderung menganggap pesantren sebagai wadah pendidikan nomor dua namun, sekarang ada pesantren di mana mereka berlomba-lomba memasukkan anak putri ke sana (baca: SPIDI). Sebagai bukti agar tulisan ini tidak dianggap mengada-ada adalah meningkat drastisnya hingga 200-300 persen jumlah peserta didik sejak transformasi itu dimulai hingga sekarang dibanding sebelumnya. Padahal uang pendaftaran dan SPP bulanannya naik hingga 10 kali lipat.
Dulu mungkin mereka dengan mudah menutup mata menganggap pesantren sebagai wadah pendidikan yang terkebelakang, sekarang harus mengakui bahwa ada pesantren (baca: SPIDI) terdepan dalam modernisasi pendidikan. Sebagai buktinya, SPIDI merupakan sekolah Google Reference School (GRS) pertama di Indonesia Timur dan ketiga se-Indonesia yang oleh Kemdikbud dianggap sebagai representasi sekolah masa kini.
Di balik prestasi SPIDI dalam modernisasi pendidikan, ada riak-riak kekhawatiran yang muncul jika SPIDI akan melenceng dari khittah (visi) sebagai lembaga pendidikan Islam dengan meninggalkan prinsip-prinsip keislaman. Namun, lihatlah apa yang SPIDI lakukan lakukan meski tidaklah sempurna sebab lembaga pendidikan Islam mana pun tak bisa lepas dari kekurangan.
Benar bahwa SPIDI menawarkan konsep kolaborasi pendidikan agama dengan pendidikan umum. Ustadzah Mukhlisa Arif, Direktur Eksekutif SPIDI mengatakan salah satu alasan utama dari transformasi pendidikan SPIDI adalah keinginan mengembalikan Darul Istiqamah sebagai rujukan utama dalam dalam pendidikan Islam yang syamil (komprehensif). Tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama, tapi juga ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh dunia kerja profesionalime modern terutama bagi kaum wanita yang dituntuk berperan bukan hanya pada level rumah tangga, tapi juga pada masyarakat dan negara.
Meski menjadi sekolah Islam yang menerapkan banyak pembelajaran mapel akademik hingga menjadi sekolah Islam yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah umum ternama di Sul-Sel, tapi kurikulum mar'atusshalihah (wanita shalihah) sebagai manhaj pendidikan tetaplah menjadi 'core' utama, sebab goal utama Spidi adalah pengembangan dan pembentukan karakter santri putri yang Islami nan shalihah.
