Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siswi Cantik dengan Prestasi Mentereng

8 Juni 2022   18:01 Diperbarui: 8 Juni 2022   18:54 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Spidi picture

*NABILA : SPIDI MERUBAH BANYAK HAL DALAM HIDUP SAYA*

Usai sudah pagelaran wisuda peserta didik Spidi dan Sadiq di auditorium gedung Phinisi Universitas Negeri Makassar Sabtu pagi, tanggal empat bulan Juni kemarin.

Alhamdulillah, acaranya berlangsung sukses dan khidmat. Salah satu penampilan di atas podium  yang paling banyak menarik perhatian hadirin pada acara kemarin adalah sambutan Nabila Rauf, wisudawan kelas 12.

Ia meninggalkan podium setelah 6-7 menit berbicara, menyampaikan kesan-kesannya selama belajar di Spidi. Singkat sekali, namun menyisakan kesan mendalam di hati para hadirin untuk waktu yang lama.

Kalimat kesan dan pesan, terima kasih, doa, dan maafnya dia untai dalam bahasa indah dan dibawakannya dengan orasi yang tenang dan anggun sekali.

Pemilihan Nabila mewakili para wisudawan tentu bukan asal pilih saja. Tapi berdasarkan track record Nabila selama ia belajar di Spidi.

Beruntung sekali kami diberi kesempatan bisa berdialog dengan gadis yang baru berusia 16 tahun ini untuk menggali lebih banyak lagi tentang serial kehidupan yang telah ia lakoni selama tiga tahun di Spidi.

Gadis asal kota Sengkang, Wajo ini menuturkan alasan mengapa ia memilih Spidi sebagai pelabuhan pendidikannya.
"Waktu saya masih kelas enam SD, tim humas Spidi datang ke sekolahku di Sengkang. Saya langsung tertarik untuk menghafal Al-Qur'an di Spidi saat itu. Tapi belum mendapat izin dari orang tua, karena saya anak bungsu. Dua kakakku semuanya tinggal berpisah dengan kami jadi ibu tak bisa melepas saya." Jawab gadis cantik ini.

"Setamat SMP barulah mendapat izin dari ibu untuk belajar di pesantren. Spidi tetap menjadi pilihanku meski ditawari belajar di sebuah SMA favorit di Gowa karena kakakku alumnus di sana. Keinginanku menghafal Al-Qur'an di Spidi sejak SD itu masih terjaga sampai saat itu."

Awal masuk di Spidi, siswi bernama lengkap Nabila Salzabila Rauf ini betul-betul merasa asing. Ia sering kali berpikir bisakah ia bertahan. Belum lagi bayangan wajah orang tua khususnya ibu yang selalu terlintas di benaknya.
"Saya memang punya tekad menghafal Al-Qur'an, tapi tetap tak bisa hidup tanpa melihat orang tua." Tutur gadis cantik ini dengan sedikit tersipu malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun