Satu hal yang selalu saya membekas dari ajaran agamaku yang mulia ini, yakni pemaaf. Seseorang yang berusaha keras untuk merealisasikan keimanan dalam hatinya adalah dengan memiliki jiwa yang besar.
Saya pribadi sebagai manusia biasa selalu belajar dan berusaha menjadi pribadi pemaaf.
Saya berusaha keras untuk membesarkan, meluaskan, dan meluweskan hati saya jika ada hal yang tak saya sukai dari orang lain berkaitan dengan hak dan kehormatan saya.
Sebagai manusia biasa, saya terkadang marah saat melihat hal yang tak saya sukai. Namun itu cepat berlalu setelah saya kembali mengingat ajaran agama saya : pemaaf.
Ketika datang perasaan marah itu, saya lalu mengurut dada lalu membisikinya kalimat penghibur dan pereda marah : "Tenang. Pemaaf. Iman. Cinta. Kita sesama muslim."
Tak ada ruginya kita saling memaafkan. Jika ada perasaan rugi saat memaafkan, yakinlah perasaan itu bersumber dari iblis.
Dan sangat rugi sekali kita menghadap Allah dengan membawa benci dan dendam kepada sesama.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H