[caption id="attachment_273310" align="aligncenter" width="300" caption="BBM di iPhone"][/caption] Setelah ditunggu lama sekali, dan sempat dibuat malu oleh kegagalan peluncuran perdana bulan lalu, akhirnya aplikasi BBM (Blackberry Messenger) untuk iOS dan Android siap diunduh hari ini. Dipastikan jutaan orang hari ini akan melakukan download aplikasi yang sudah ditunggu-tunggu ini. Peluncuran kali ini kelihatannya sudah dipersiapkan lebih matang dan sejauh ini tidak ada masalah. Bagi yang sudah memesan terlebih dahulu (signed up)di site Blackberry sebelumnya, pemakai akan dapat langsung menggunakan aplikasi ini begitu selesai mengunduh. Konon yang sudah mendaftar duluan ini saja sudah 6 juta orang! Dan bagi yang belum 'pre-order' sebelumnya (seperti saya ini), terpaksa harus masuk dalam daftar tunggu. Dan setelah dua jam lebih selesai mengunduh dan mendaftar, saya belum mendapakan email notifikasi untuk mengaktifkan BBM saya di iPhone. Tidak jelas berapa jam waktu yang dibutuhkan sebelum aplikasi ini dapat digunakan #sabarmenanti. Memang tidak mudah mengatur kapasitas mesin dan server untuk melayani jutaan orang yang sekaligus ingin mengunduh, mendaftar, dan berkomunikasi melalui media yang super populer ini --- terutama di Indonesia. Jutaan orang bersama-sama mendaftar ke server dan dipastikan akan segera berusaha memberi kabar pada teman-temannya: "Hello, BBM iPhone nih!" atau "BBM dari Samsung gue!". Keputusan memperluas pasar BBM ini sepertinya dipicu oleh turunnya penjualan perangkat keras Blackberry di seluruh dunia. Perusahaan ini terancam menjadi fosil apabila tetap berkeras menggunakan model bisnis yang sama. Kekalahan dari iPhone dan Android memang sudah tak terhindarkan. Pangsa pasar mereka terus menerus secara konsisten dilindas dua platform tersebut. Dengan melepas BBM ke dunia iOS dan Android, sepertinya Blackberry bermaksud menggeser bisnisnya dari perangkat keras ke perangkat lunak. Mendominasi pasar chatting dengan mencoba menggeser dominasi Whatsapp yang sudah lebih dulu berkuasa di iOS dan Android. Hanya saja masih belum jelas, bagaimana Blackberry akan memperoleh penghasilan karena aplikasi BBM ini masih dilepas gratis. Sebetulnya, bila pemakai diminta bayar satu dollar saja atau $0.99, saya kira akan tetap banyak yang melakukan download. Dan dari sini saja, Blackberry akan mendapatkan dana instan sebesar jutaan dollar hari ini. Tapi sepertinya strategi Blackberry hanya ingin memastikan aplikasi ini dipakai seluas mungkin di seluruh dunia. Setelah dominan, Blackberry mungkin baru akan mencari peluang untuk memanfaatkannya menjadi pendapatan. Saya sama sekali bukan penggemar Blackberry. Tapi saya terpaksa mempunyai Blackberry pribadi karena begitu banyaknya teman dan rekan yang masih menggunakan BBM untuk berkomunikasi. Akan kurang lancar berkomunikasi di Indonesia bila tidak menggunakan BBM. Bila hari ini aplikasi BBM sukses di iPhone saya, dengan lega saya akan melepas BB saya. Akhir minggu ini ke mall untuk menjual Blackberry saya. Siapa tahu masih laku dengan harga pantas :) Bagaimana anda sendiri? Masih tetap sayang Blackberry setelah BBM muncul di iOS dan Android? Wasallam dan selamat ber BBM ria di iPhone atau Android anda!