drama kolaborasi dosen dan mahasiswa Sastra Indonesia yang diadakan di Gedung Sasana Krida UM pada 21 November 2023 ini mengadopsi kisah Ranggalawe dan Menak Jinggo dari Kerajaan Majapahit. Kolaborasi ini disajikan epik oleh berbagai elemen, mulai dari pengrawit, penari, pemeran, serta seluruh panitia produksi.
"Pentas Drama Sandyakala Wilwatikta" merupakan puncak acara dari agenda besar perayaan Bulan Bahasa. Acara ini rutin dilaksanakan selama beberapa tahun dengan berbagai tema," ujar Azarya Pratama Saputra selaku Ketua Pelaksana Bulan Bahasa dan Sastra 2023. PentasKetika memasuki ruangan, pengunjung disambut dengan alunan uyon-uyon oleh para pengrawit gamelan khas Jawa Tengah dan Banyuwangi. Kemudian pembawa acara memulai pementasan disusul persembahan Tari Gambyong oleh Gita Lenggang Tari, salah satu lembaga semi otonom HMD Sastra Indonesia UM. Pelestarian budaya menjadi tujuan dari pementasan tahun ini, tidak heran bahwa acara ini sangat kental dengan kebudayaan Jawa. Acara dibuka oleh Ibu Evynurul Laily Zen, S.S., M.A., Ph.D. selaku Wakil Dekan I Fakultas Sastra. Â
Pertunjukan-pertunjukan memukau tidak berhenti begitu saja, ada pula susunan acara penyerahan piala dan hadiah untuk para pemenang Festival Literasi Bahasa dan Sastra yang telah dilaksanakan sebelumnya. Penyerahan piala ditemani oleh maskot Universitas Negeri Malang, Cakra yang lucu dan imut. Kedatangan Cakra membuat penonton gemas dan heboh karena tidak menyangka. Selanjutnya pemenang lomba monolog, Adiyatma Damar dari SMK Telkom Malang, menampilkan pertunjukannya yang mengundang gelak tawa oleh para penonton. Kemudian, pemenang lomba macapat, Viska Rahmadani dari SMAN 1 Talun juga menunjukkan bakat nembang macapat yang memukau penonton.
"Pementasan kali ini seru banget, pokoknya wah banget. Harus ada lagi, sih, tahun depan," ungkap salah satu penonton setelah menikmati rangkaian pertunjukan pesta rakyat. Pementasan Sandyakala Wilwatikta dimulai setelah serangkaian acara yang meriah tersebut. Panitia juga melakukan siaran langsung di kanal YouTube HMD Sastra Indonesia.
Para pemeran pementasan ini di antaranya, yaitu Ratu Ayu Kencana Wungu oleh Sindy Firnanda, Patih Logender oleh Zidan Ali Haidar, Layang Seta oleh Reza Ahmad Zahid Taufiq, Layang Kumitir oleh Moch. Fitoni Hadi, Ranggalawe oleh Dr. Karkono, S.S., M.A., Banowati oleh Widya Novitasari, Menak Jingga oleh Galuh Berliant, Dayun oleh Faqih Panji Muslim, Kebo Marcuet oleh Naufal Yuan Nabila, Menak Sabawa oleh Abdul Khodir Al Jailani, Angkat Buta oleh Syuhud, Ongkot Buta oleh Muhammad Rifky Hidayatullah, Emban oleh Asrina Drayusti, Jamila Wijayanti, M. Pd., dan Zanadia Manik Fatimah, serta penari oleh Rahma Rohima Khulaidah, Chana Khoirun Nisa, Nabilah Tsamaroh Hajar, dan Naswatul Zulfania Arinda Pasha.
"Terima kasih untuk semua yang telah mendukung dan terlibat. Tak lupa kami mengucapkan rasa syukur sebanyak-banyaknya kepada Yang Maha Esa karena dengan restunya Pesta Rakyat 2023 dapat dilaksanakan dengan segala retorika, masalah, dan penyelesaiannya," ujar Galuh Berliant sebagai pemeran sekaligus perwakilan panitia Pesta Rakyat 2023. Semoga Pesta Rakyat di tahun-tahun berikutnya juga meriah dan seru seperti tahun ini dengan berbagai inovasi dan kreasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H