Mohon tunggu...
Akilah Aurelia
Akilah Aurelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seni dan alam menjadi keindahan yang saya sukai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

E-commerce vs Tanah Abang: Manakan yang Akan Bertahan?

8 Desember 2023   20:29 Diperbarui: 8 Desember 2023   20:37 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang telah banyak diketahui, pasar tanah abang merupakan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Pasar ini telah dibangun bahkan sebelum Indonesia Merdeka, yaitu sejak masa Hindia-Belanda. 

Pasar dengan bangunan yang luas dan megah ini pada masa itu telah mampu menarik minat Masyarakat untuk berkunjung membeli kebutuhan disana. Pasar tanah abang mampu berinovasi menjadi pasar yang modern dengan fasilitas yang memadai sehingga kawasannya menjadi ramai oleh pengunjung hingga bertahun-tahun kemudian.

Selayaknya dunia yang tidak abadi, pasar tanah abang juga mengalami kemerosotan pengunjung sejak munculnya wabah covid-19. Kondisi yang telah mengkhawatirkan di berbagai negara sebelum Indonesia, membuat pemerintah mengambil langkah tegas dengan me-lock down seluruh wilayah dan menggunakan system work from home. 

Keputusan ini diambil guna mempertahankan dan melindungi Masyarakat sebagai bentuk pengendalian pemerintah dalam penanganan wabah covid-19. Adanya peraturan pemerintah ini jelas berat bagi Masyarakat dan pelaku UMKM di tanah abang, Masyarakat harus beradaptasi dan bertahan di kondisi yang mengalami perubahan.

Kondisi yang "pertama" ini menjadikan Masyarakat resah dan meningkatkan kewaspadaan dalam mengambil tindakan. Kasus harian covid-19 yang terus meningkat menekan pemerintah untuk membuat kebijakan dan pemberitahuan baru seperti penggunaan masker dan menjaga jarak satu sama lain. 

Pasar tanah abang tidak mampu beroperasi bebas seperti sebelumnya dalam kondisi ini, banyak toko-toko yang tutup akibat dari sepi pengunjung. Banyak Masyarakat tidak berani mengambil resiko melawan pandemi covid-19, belum lagi adanya wilayah-wilayah yang di tutup akibat lock down.

Lantas bagaimana Masyarakat memenuhi kebutuhannya? Di waktu inilah Masyarakat lebih memanfaatkan penggunakan e-commerce yang ada. Walaupun berpotensi sama akan penyebaran covid-19 melalui paket yang dikirim, Masyarakat tetap lebih mempercayai dan melakukan pemesanan secara online supaya tidak berdesakan atau kontak fisik secara langsung dengan orang banyak. 

Muncul inovasi-inovasi baru yang membagikan tips bagaimana bisa aman untuk menerima paket dari kurir yang di pesan melalui e-commerce. Saat itulah e-commerce lebih diandalkan Masyarakat hingga periode saat ini, bahkan setelah wabah covid-19 berakhir. Di gadang-gadang e-commerce menjadi alasan mengapa tanah abang tetap sepi pengunjung pada saat ini.

Minat Masyarakat mengalami perubahan, mereka cenderung mencari sesuatu yang lebih sederhana akan ke efisienan suatu hal. Covid-19 mampu merubah perilaku Masyarakat dengan penawaran inovasi baru yang telah terancang untuk menghadapi pandemi sebelumnya. 

E-commerce mengalami kemajuan dalam sistem penjualan dan jenis produk yang jauh lebih berkualitas dengan model yang bervariatif. Harganya yang cenderung terjangkau dengan model yang menyesuaikan tren Masyarakat saat ini menjadikannya lebih dilirik. 

Proses pemesanan yang mudah dan cocok bagi mereka yang malas untuk berbelanja secara langsung akibat dari pengaruh covid-19 yang selalu dirumah, amat sangat cocok sekali, karena hanya perlu ketik, scroll, pesan, barang di antar, lalu sampai kepada penerima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun