Hak dibisu
Yang mendera berderu
Pukul satu
Dua
Tiga
Ringkih seribu
Siapa saja yang asal bangkit lalu jatuh lagi
Katanya tak sanggup
Bukan sepenuhnya tertutup
Karena ada yang berusaha berbicara
Tapi kalimatnya ditepis sempurna
Ajak aku kemana saja
Yang bahkan paham hanya dengan tatap mata
Bukan yang tak mau mengerti
Meski mulut berbicara berulang kali
Puisi diatas memeiliki makna mengenai sulitnya menemukan orang yang tepat untuk mendengarkan keluh kesah kita, dimana saat bercerita kita tidak mendapat support tapi yang didapat adalah judge atau perbandingan, yang akhirnya membuat kita terluka. Dari situ kita berharap bahwa suatu saat nanti akan ada orang yang tepat untuk berbagi cerita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H