Mohon tunggu...
Isti Ana
Isti Ana Mohon Tunggu... -

thinking easy do the best,..,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kabar Manis dari Kota Reog

8 Desember 2013   17:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:10 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa yang kau pikirkan tentang seorang ayah ?

Tentang perjuangan dan pengorbanan mereka.

Paling tidak,pikirkanlah ayahmu.!.

Cinta orang tua terhadap anak,selain karena tuntutan syar’i juga karena dorongan – dorongan fitrah manusia.Sedangkan cinta anak pada orang tua,selain tuntutan syar’I juga disebabkan dorongan akhlak, sebagai tanda terima kasih atas segala jerih payah dan penderitaan yang ditanggungnya.

Suatu pelajaran untuk kita semua, tentang pentingnya menghargai hidup ini. Agus…itulah namanya, laki – laki separuh baya yang berprofesi sebagai pemulung. Sehari hari beliau berjalan menyusuri kota untuk mencari plastik – plastik aqua dan sejenisnya. Pekerjaannya tidak membuatnya lupa akan kewajibannya kepada Sang Kholiq. Jika tiba adzan berkumandang, beliau meletakkan barangnya lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian yang suci kemudian shalat.

Beliau menjadi pemulung karena memang hanya itu yang bisa beliau kerjakan. Tangannya yang sudah membusuk karena bahan kimia sablon yang bertahun – tahun beliau emban dulu, kini masih kuat. Beliau pasrah kepada Allah SWT ats alur kehidupan yang dirancang-Nya. Beliau besrta istri tercintanya menggabungkan hasil uang mereka untuk dikirimkan pada anaknya yang menuntut ilmu di Ponorogo. Walaupun bukan pondok pesantren modern, tapi beliau berharap anaknya bisa menjadi anak yang sholehah yang selalu mendoakannya.

Jika maghrib menjelang, beliau mempersiapkan diri pergi ke mushola untuk menjadi imam dan mengajari anak – anak membaca al–Qur’an. Waktu spertiga malam adalah waktu favoritnya untuk berdialog dengan-Nya, dan setelah puas bertemu kekasih-Nya, beliau berbaring kembali di samping istrinya dan mendengarkan rekaman suara lantunan al-Qur’an anaknya, hingga muncul fajar shodiq, dan kembali bersimpuh kepada-Nya.

Hari berikutnya, beliau mendapat surat dari kantor pos, dan langsung membukanya dengan tergesa gesa.

Untuk Ayah dan Ibu tersayang

Assalamualaikum ayah..ibu..

Maaf, ana baru mengirim surat kepada ayah dan ibu, pasti ayah dan ibu sudah kangen sama Ana. Iya kan..?. Ada dua kabar baik dari ana untuk ayah dan ibu. Pertama, satu tahun lagi anaakan menjadi Khafidhoh, seperti yang ayah dan ibu impikan. Ayah dan ibu pasti kaget, maaf ya..ana baru bilang sekarang, kalau ana menghafal al-Qur’an.

Ana tunggu kedatangan ayah dan ibu di sana ya..! untuk melihat Ana berdiri di panggung Khotmil Qur’an.

Kedua, Ana di terima di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo yah..dan Ana mendapat beasiswa hingga wisuda, jadi ayah dan ibu tak perlu memikirkan biaya kuliah Ana.

Ayah dan ibu adalah sumber inspirasiku, Ana akan membahagiakan dan membaggakan kalian. Ana janji…

Ayah…Ibu, terima kasih untuk segalanya.

Wassalamualaikum.

Anakmu tercinta

Setelah membaca surat dari anak tercinta,mereka berpelukan dan menangis karena haru bahagia. Tidak sia – sia mereka mencari sampah di selokan, tidak sia – sia mereka mencari paku di sungai.

Lihatlah kawan, betapa indah jika kita menghargai hidup ini. Betapa indah jika kita tetap bersyukur kepada Allah SWT.

Sudahkah kalian berterimakasih kepada ayah dan ibu kalian.?.

Sudahkah kalian memberikan yang terbaik untuk mereka.?.

Seperti apapun orang tua kita, seburuk apapun orang tua kita, tetaplah kita berterimakasih kepada mereka, dan dengan bangga aku katakan, Pemulung itu adalah ayahku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun