Mohon tunggu...
Faridatus Sae
Faridatus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Dakwah Kampus Surabaya --Blogger Ideologis--

Literasi Islam Kaffah

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Imbas Kesalahpahaman Memaknai Amal Ramadhan, Permintaan Bahan Pokok Tinggi

8 Maret 2024   09:37 Diperbarui: 8 Maret 2024   09:59 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Imbas Kesalahpahaman Memaknai Amal Ramadhan, Permintaan Bahan Pokok Tinggi 
Penulis: Faridatus Sae, S. Sosio
Aktivis Dakwah Kampus

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa harga komoditas pangan akan mengalami inflasi pada bulan Ramadan mendatang. Hal ini merupakan situasi musiman seperti tahun-tahun sebelumnya. Adapun, beberapa komoditas yang berpotensi naik di antaranya, daging ayam, minyak goreng. Selain itu, kenaikan harga disebabkan permintaan yang meningkat pada bulan Ramadan dan kemungkinan dimulainya musim kemarau dan penurunan produksi beras di Indonesia. (Cnbcindonesia.com, 01/03/2023)

Dalam laman yang sama, disebutkan sepanjang awal tahun ini, harga beras sendiri sudah mengalami kenaikan yang tinggi. BPS menyebut tingkat inflasi secara umum pada Februari 2024 mencapai 2,75% year on year dan 0,37% month-to-month. Secara bulanan, beras mengalami inflasi sebanyak 5,32% dengan andil 0,21% terhadap inflasi umum. Sementara secara tahunan, beras berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,67%.

Seolah Tradisi, Harga pangan naik setiap menjelang Ramadhan.  Kondisi ini tentu sangat memberatkan rakyat, dan akan mengganggu kekhusyukan ibadah dalam bulan mulia ini. Padahal kaum Muslim seharusnya berlomba mengejar keutamaan bulan suci ramadhan dengan pahala yang berlipat ganda.
Kenaikan harga bahan pokok ini, tentunya ada banyak penyebab termasuk di antaranya memanfaatkan semangat bersedekah dan berbagi pada bulan suci. Sebagian pihak memanfaatkan hal ini untuk meraup keuntungan yang besar.

Di sisi lain, terdapat kesalahpahaman bagaimana seharusnya beribadah dan beramal shalih selama bulan Ramadhan sehingga berimbas pada naiknya permintaan. Bagaimana terkait hal sunnah sangat dikejar dan diutamakan oleh sebagian muslim seperti sedekah sangat banyak tapi tidak melakukan kewajiban sebagai seorang muslim seperti menuntut ilmu islam, mengamalkan dan berdakwah. Masih bekerja di pekerjaan riba misalnya, yang jelas Allah haramkan, tapi saat ramadhan tiba sangat banyak dalam bersedekah dari hasil pekerjaan ribanya. Tentu hal ini, adanya kesalahpahaman dalam beribadah dan beramal shalih. Dimana seharusnya, seorang muslim harus mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya adalah perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

Islam mendorong setiap muslim bersiap memasuki Ramadhan dengan memperbaiki amal dan banyak ibadah yang terbaik, mentaati seluruh perintaj Allah dan menjauhi seluruh larangan Allah, bukan hanya di bulan Ramadhan tapi di seluruh bulan dalam kehidupannya. Selain itu, negara juga memudahkan rakyat dalam menjalani ibadah Ramadhan, mempersiapkan segala sesuatunya demi meraih Ridha Allah dan nyaman menjalankan ibadah puasa. Negara serius mengurus urusan rakyatnya dengan memberikan Pendidikan terbaik sehingga umat memiliki pemahaman yang benar atas ibadah Ramadhan, termasuk pola konsumsinya dan mengatur setiap produk pangan yang dijual adalah yang halal dan thayyib untuk di konsumsi oleh rakyat dan tentunya negara akan mendorong umatnya untuk bersegera dalam kebaikan sesuai tuntunan Allah dan RasulNya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun