Mohon tunggu...
Faridatus Sae
Faridatus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Dakwah Kampus Surabaya --Blogger Ideologis--

Literasi Islam Kaffah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Srikandi BUMN Goes to Campus, Untuk Apa?

4 Oktober 2023   14:33 Diperbarui: 4 Oktober 2023   14:35 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Srikandi BUMN Goes To Campus, Untuk Apa?
Penulis: Faridatus Sae, S. Sosio
Aktivis Dakwah Kampus 

Menteri BUMN Erick Thohir membuka Srikandi BUMN Goes To Campus 2023 di Universitas Halu Oleo, Kendari. Kementerian BUMN ingin menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi siapa saja tanpa memandang gender atau latar belakang lainnya dengan adanya Srikandi BUMN. Erik thohir menargetkan sebanyak 25% direksi BUMN berasal dari kaum perempuan pada tahun ini. (okezone.com,21/09/2023) 

Srikandi BUMN Goes To Campus juga dilakukan di beberapa kampus lain, salah satunya di Universitas Gajah Mada. Mengusung tema,  
Srikandi BUMN Goes To Campus: Keikutsertaan Perempuan untuk Memimpin Negeri. 

Srikandi BUMN Goes To Campus Universitas Gadjah Mada adalah program yang diselenggarakan untuk pendidikan dan pengembangan khususnya dalam isu gender equality di mana perempuan menempati kedudukan tinggi dalam jajaran direksi perusahaan. UGM lebih banyak meluluskan wisudawan perempuan sampai 54%, gender perempuan semakin banyak dan kesempatan terbuka lebar untuk karier ke depannya. Harapannya dengan acara ini semakin membuka mata dan minat para generasi muda perempuan untuk mampu mengemban tanggung jawab besar sebagai pemimpin di segala bidang. (alumni.ugm.ac.id, 16/08/2023) 

BUMN bersama komunitas Srikandi BUMN berusaha mewujudkan kesetaraan perempuan melalui Program Srikandi BUMN Berkarya & Bertalenta (DAYA). Melalui program DAYA, Erick mendorong langkah-langkah yang dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi perempuan untuk menunjukkan karya dan talentanya dalam lingkungan yang nyaman dan kondusif, termasuk menjadi pemimpin di BUMN. Srikandi BUMN Talent Development merupakan program bagi talent-talent perempuan terpilih di BUMN untuk dilatih dan dipersiapkan menjadi leader atau pemimpin perempuan di masa mendatang. Sedangkan Srikandi BUMN Goes to Campus adalah program yang menekankan Engagement dengan kalangan kampus dan Campaign tentang peran dan kemajuan BUMN. (cnbcindonesia.com, 27/04/2023) 

Bukan kali ini saja, ketika BUMN mengusung program kesetaraan perempuan dan memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkarya dan menjadi leader di ranah publik. Pada tahun 2021, ada kegiatan di kantor BUMN, dimana kursi jabatan menteri diambil alih oleh seorang remaja perempuan yang merupakan implementasi dari program #GirlsTakeOver. Dimana jabatan tinggi pemerintahan diberikan satu haru ke pemudi yang masuk seleksi. 

Bukan hal baru memang, jika generasi muda terutama perempuan saat ini terus didorong untuk lebih aktif berkiprah di ranah publik. Karena ini merupakan bagian dari rencana besar Sustainable Development Goals (SDGs), yakni suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Salah satu tujuannya adalah mencapai kesetaraan gender, memberdayakan semua perempuan, dan anak perempuan. 

Perempuan di dorong berkiprah di ranah publik agar setara dengan laki-laki. Padahal, kita sebagai Muslim tentu punya perspektif yang berbeda. Islam memiliki sebuah aturan hidup yang lengkap dan solutif, bahkan memiliki pengaturan peran perempuan dan laki-laki yang sudah sangat jelas batasannya. Laki-laki dengan segala rasionalitas dan kekuatan fisiknya tentu lebih mumpuni untuk menjalankan peran qawwam (pemimpin) dan perempuan dengan segala kelembutannya diberikan peran yang begitu mulia yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah, dan perempuan adalah kehormatan yang harus dijaga. 

Perempuan dan laki-laki memiliki porsinya masing-masing dan tidak perlu bersaing. Semua peran yang telah Allah tetapkan ini tentunya akan berakhir pada sebuah kesetaraan, yaitu kesetaraan dalam level ketakwaan. Karena perlu untuk mengetahui apa saja peran yang akan mendatangkan ridha Allah, dan peran mana yang justru bisa mengundang murka Allah. 

Kesetaraan gender yang digemborkan dan digadang-gadang menjadi solusi diskriminasi pada perempuan, kekerasan pada perempuan dan kesejahteraan perempuan, nyatanya kesetaraan gender bukanlah solusi yang tepat dan justru bertambah banyaknya perempuan malah menjadi korban masalah yang dihasilkan sistem saat ini. Sehingga solusi tuntas permasalahan perempuan adalah kembali pada solusi Islam, solusi yang berasal dari Pencipta manusia, Pencipta perempuan. Pencipta Maha Mengetahui akan ciptaan-Nya.
Islam adalah sebuah sistem hidup yang akan menjamin kesejahteraan, keamanan, bahkan nyawa setiap manusia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun