Mohon tunggu...
Al Akhsim
Al Akhsim Mohon Tunggu... -

Relatif Dalam Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

History Tarekat Mason Bebas Indonesia "Freemasonry"

15 November 2013   00:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:09 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak Sangka “Tarekat Mason Bebas(feemasonry)” Pernah Ada di Indonesia

Freemason di Indonesia dimulai pada zaman Hindia Belanda, freemason yang ada pada waktu itu merupakan bawaan dari negeri Belanda setelah pembentukan Loge Agung Nederland pada tahun 1756 segera sesudahnya di Hindia Timur ditemukan tanda-tanda adanya pekumpulan mason. Pada awalnya mason didirikan oleh orang-orang mason bebas dari Inggris yang bekerja di Indonesia yang bertempat di Batavia. Mengikuti jejak Hagemon, seorang sejarawan yang mendalami Terekat Mason Bebas di Hindia Timur, mengatakan bawasanya Radermacher Jr telah mendirikan  Loge (tempat perkumpulan) pertama di tanah Jawa telah didirikan “La Choisie (Terpilih)” di Batavia pada tahun 1762.

Setelah itu Tarekat Mason Bebas berkembang begitu pesat, dimana telah didirikan beberapa Loge di Nusantara. Dimana Tarekat Mason Bebas berupaya untuk memperbaiki kedudukan orang pribumi di Indonesia. Oleh karena itu bagi anggota-anggota Tarekat, persoalan kesejahteraan masyarakat merupakan pokok perhatian yang penting.

Walaupun unsur belanda dalam Tarekat Mason Bebas selalu dominan, dalam perjlanan waktu abad 20-an, jumlah orang Indonesia berangsur-angsur bertambah dan sebgai akibatnya tepat seblum pendudukan jepang ada kurang lebih 50 orang Indonesia yang menjadi anggota. Namun itu berarti bahwa berarti hanya merupakan empat persen dari jumlah anggota. Di samping itu masih ada kira2 lima belas orang Tionghoa yang menjadi anggota, namun merka tdak akn dibirakan disini.

Keanggotaan orang Indonesia menimbulkan beberpa pertanyaan. Pertama-tama, apa yang membutanya bergbung dengan terekat, yang disebut universal namun yang deresapi dengan nilai-nilai kebudayaan barat, dan dan yang didominasi orang belanda? Pertanyaan lain ialah pendapat di pihak belanda tentang keanggotaan orang Indonesia, dan bagaimana mereka memandang kebudayaannya. Oleh kaum Mason Bebas Belanda- memandang kembali lampau di Hindia – sering ditekankan bahwa pekerjaan loge memungkinkan untuk bergaul dengan orang Indonesia ats dasar persamaan, dan sebagai akibatnya mereka dapat saling mengenal baik daripada yang di luar Tarekat.

Siapa orang Indonesia Mason Bebas pertama, tidaklah mungkin di tentukan lagi. Beberapa orang menyebut pelukis Jawa termasyhur Raden Saleh (k.l tahun 1810-1880), yang pada tahun 1836 dilantik sebagai murid Mason Bebas.[1] Namun peristiwa tersebut tidak terjadi di suatu Loge di Hindia Belanda, melainkan di Den Haag, di mana ia menetap pada waktu itu. Loge ”Eandracht Maakt Macht“ telah menerimanya dalam barisan mereka. Ditahun 1844 Abdul Rachman, seorang buyut dari Sultan Pontianak. Ia menjadi anggota muslim pertama dari terekat loge Surabaya“Vriendschap ”.[2] dan Bupati Surabaya , R. A. Pandji Tjokronegoro bergbung dengan loge Surabaya di tahun 1908.

Di Jawa Tengah berdiri Loge Mataram pada thun 1870. Namun disekitar 30 anggota sebagai pemrakarsa berdirinya loge ini, belum ada orang Indonesia.[3] Namun keterangan itu belum lengkap kalau tidak diberitahukan bahwa seorang anggota keturunan raja Paku Alam, yakni Pangeran Soerjodilogo, sudah menjadi anggota loge di tahun 1871.

Pangeran Ario Notodirojo, 1858-1917. Masuk keanggotaan loge Mataram pada tahun 1887 dan memegang berbagai jabatan kepengurusan. Ia ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. Pada tahun 1913 ia mendirikan Sareka Islam Cabang Yogja.

Raden Adipati Tirto Koesoemo. Bupati Karanganyar. Anggota Loge Mataram sejak tahun 1895. Ketua pertama Boedi Oetomo. Pada kongres kedua Boedi Oetomo, yang diadakan di gedung Loge Mataram, ia mengusulkan pemakaian bahsa Melayu, mendahului sumpah pemuda dengan kira2 20 tahun.

Mas Boediardjo, Anggota Mason Boediardjo menjadi sekretaris pada pengurus Boedi Oetomo, sekitar tahun 1916 ia masih memegang jabatan di pengurusan. Antara tahun 1916-1922 ia menjabat sebagai inspektur pembantu dari apa yang dinmakan pendidikan pribumi (Inlands Onderwijs).

Raden Mas Toemenggan Ario Koesoemo Yoedha, 1882-1955, putra dari Paku Alam V. Menjadi anggota Mataram pada tahun 1909 dari berkali-kali memegang jabatan kepengrusan. Pada tahun 1930 menjadi Anggota Pengurus Pusat.

DR. Radjiman Wediodipoera (Wadioningrat), 1879-1952. Antara tahun 1906 dan 1936 dokter pada kraton Solo. Sarjana dan penulis mengenai falsafah budaya. Pejabat ketua Boedi Oetomo 1914-1915. Pada tahun 1945 memainkan peranan penting sebagai ketua dari Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Bersama Soekarno dan Hatta pergi menemui Marskal Terauchi dalam perbincangan Kemerdekaan Indonesia.

Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Bogor, 1908. Dalam tahun 1952 menjdi anggota loge Indonesia Purwo-Daksina. Ia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara RI. Soekarno menjadi Suhu Agung (Ketua Umum) dari Timur Agung Indonesia atau Federasi Nasional Mason. Ia juga Menjabat sebagai ketua dari yayasan Raden Saleh yang merupakan penerusan dari  Carpentier Alting Stichting.

[1] Thort, Tijdschirft voor Vrijmetselaren 1988, I, 33-35

[2] Gadenkboek 1917, 268

[3] Van Der Veur 1976, 80

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun