Mohon tunggu...
Akhmad Rozi
Akhmad Rozi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bertutur sapa, berbagi pengetahuan. \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pasar Wadai, Pasar Ramadhan

1 Agustus 2011   19:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:10 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_122800" align="aligncenter" width="680" caption="Pintu Gerbang Pasar Wadai (Doc: Akhmad Rozi)"][/caption] Terkait dengan soal makan memakan ataupun suasana hiruk pikuk menyongsong waktu berbuka puasa, telah banyak dipostingkan oleh kawan-kawan kompasianer di sini. Tulisan ini, hanya sekedar "berbagi", terhadap apa yang kami saksikan pada sore hari saat "jalan-jalan sore" menyongsong waktu berbuka puasa bersama anak dan istri di hari pertama puasa (1 Agustus 2011). Sudah menjadi tradisi di beberapa wilayah di Kalimantan Selatan, pada saat bulan ramadhan, muncul pasar wadai [caption id="attachment_122803" align="alignright" width="300" caption="Suasa pengunjung di pasar wadai (Doc: Akhmad Rozi)"][/caption] atau pasar kue. Di kota Pelaihari, salah satu ibukota kabupaten di Provinsi ini, pada ramadhan ini pun kembali menjadi semakin semarak, dengan adanya pasar wadai. Pasar wadai hanya ada di bulan Ramadhan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pasar wadai diadakan  di Jalan Pancasila, tepat di depan rumah dinas Bupati. Tempat ini memang bukanlah lokasi pasar, tetapi jalan utama di tepi taman kota yang untuk sementara waktu selama bulan ramadhan digunakan sebagai pasar. Pada tanggal 1 Agustus 2011, bertepatan dengan hari pertama puasa, aktifitas pasar wadai dimulai. Ada 84 buah lapak yang disediakan dan terisi penuh oleh penjual. Kegiatan ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga. [caption id="attachment_122802" align="alignleft" width="294" caption="Bingka, Agar-agar dan Lapir, kue dominan di pasar wadai (Doc: Akhmad Rozi)"][/caption] Aneka kue dijajakan oleh para penjual. Kebanyakan jenis kue yang dijual merupakan kue tradisional yang pada hari-hari biasa sulit didapatkan. Aneka kue bingka menjadi primadona. Beberapa kue basah seperti puding, agar-agar dan kue lapis, penuh warna warni seringkali menjadi pemikat bagi pengunjung. Meskipun dinamakan pasar wadai, bukan berarti hanya kue yang disajikan oleh penjual. Berbagai lauk pauk dan sayur mayur juga tersedia di pasar wadai. Ikan patin dan gabus bakar terlihat cukup banyak dipajang diberbagai lapak penjual. Mulai sekitar pukul 16.00 wita, para pengunjung pasar wadai ini, sudah terlihat berjejal mengerubuti berbagai lapak.. Konsentrasi pengunjung biasanya terjadi pada sekitar pukul 17.30 wita. Pada saat-saat berbuka puasa, pengunjung sepi. Baru setelah selesai sholat terawih, para pengunjung kembali berdatangan. Tetapi jumlahnya tidak sebanyak bila dibandingkan dengan sore hari.  Waktu-waktu seperti ini, penjual pun, sudah ada diantaranya yang meninggalkan lapak, karena dagangannya sudah terjual habis. Harga kue ataupun makanan biasanya dijual lebih murah dibandingkan pada waktu sore hari. Bahkan, harga bisa mencapai setengah dari harga sebelumnya. [caption id="attachment_122805" align="alignright" width="300" caption="Berbagai kalangan di Pasar wadai (Doc: Akhmad Rozi)"][/caption] Selain cukup menyemarakan suasana kota, pasar wadai, bisa juga dijadikan wisata kuliner bagi masyarakat. Anak-anak muda pun tak ketinggalan, dengan penuh hikmat juga turut menikmati pemandangan berbagai warna aneka makanan. Meskipun suasana tampak hirup pikuk oleh perbincangan antar penjual dengan pembeli, kegiatan tegur dan sapa sesama pengunjung pun kerap terjadi.  Gelak tawa dan suara haha hihi dari remaja belia, putra ataupun putri, terdengar di sana sini. Menambah suasana kota, semakin berseri. Telkomsel Ramadhanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun