Judul diatas sebenarnya sedikit meniru kalimat yang ada dalam pidato terkenal dan fenomenal dari Marten Luther King, Jr yang berisi seruan kesetaraan ras dan diakhirnya diskriminasi. Situasi politik dinegara kita saat ini juga hampir sama dengan situasi di amerika pada era Marten Luther King, Jr khususnya dalam menentukan pemimpin negara perbedaanya kalau di amerika pada masa itu secara terang terangan membuat aturan yang melarang ras Afrika-Amerika untuk mengikuti pemilu sedangkan di Indonesia tidak ada aturan tertulisnya namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang memilih berdasarkan kesamaan agama dan etnis.
Saya bukan tidak setuju masyarakat memilih pemimpin yang memiki kesamaan agama dan etnis asalkan itu bukan menjadi penilaian utama. Melihat keadaan negara kita saat ini yang masih banyak tertinggal dari negara lain kita membutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan, prestasi dan pengalaman, itu semua dapat kita telusuri dari rekam jejak.
Saya tidak tau kapan mimpi saya ini atau mungkin juga mimpi anda dan banyak masyarakat Indonesia dapat terwujud namun saya melihat ada pergerakan kearah itu, dapat dilihat dari terpilihnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai wakil gubernur DKI Jakarta yang berasal dari agama dan etnis minoritas. Ditengah kehidupan yang serba sulit ini saya percaya masyarakat akan semakin berpikir rasional dan realistis dalam memilih pemimpin negara sehingga saya bukan hanya bisa bermimpi namun saya melihat mimpi saya jadi kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H