Mohon tunggu...
Akhmad Zailani
Akhmad Zailani Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis/penulis

lelaki sederhana yang berusaha baik hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

seribu doa terus kuberi sayap

30 Juni 2011   00:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:04 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1309825494942998345

seribu doa terus kuberi sayap

puisi : akhmad zailani

apakah aku berjalan di antara nisan-nisan? Lalu menginjak-nginjak tanah yang di bawahnya manusia yang tak lagi utuh.Ataukah manusia-manusia itu telah bergelantungan menunggu saat penghitungan. atau roh-roh yang berterbangan; menyesali hidup yang buram. aku melangkah menuju tuhan.

seribuataukah sejuta doa masih perlu untuk membujuk Tuhan.

tak hanya sekedar kenangan yang bergayut di nisan-nisan itu.air mata tumbuh sayap, lantas terbang di balik awan. hidup terus berlanjut.tak ingin aku melupakan sebuah peristirahatan, yangmengaliri hatiku. menghidupkan jantungku.mengalirkan darahku. aliranku itu tersambung ke hati, jantung dan darah yang lain.

aku perlu darah.aku perlu nafas untuk menjejakkan kaki sebelum kembali jadi diri, sebelum menjadi bumi.kata-kata kususun dengan darah. Kutulis dengan air mata.tumbuh sayap, aku ingin ke langit setelah melahirkan dan menghidupkan jantung dan hati.

aku memang berjalan di antara ribuan nisan-nisan dari waktu ke waktu. bertumpuk-tumpuk. aku menuju tuhan untuk menangis. penyesalan mengikut. tuhanku telah mati. tuhanku telah mati. tak ingin kubunuh rindu. seribu doa akan terus kuberi sayap untuk terbang ke langit menemui tuhan sejati.

Kuburan muslimin, 2005

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun