Kurang armada bisa menjadi celaan dalam menjaga keamanan laut indonesia yang begitu luas menjadikan masalah pada TNI AL ,sering di salahkan jika adalah gesekan di laut dengan negara lain karena melangar batas wilayah teretorial indonesia seperti yang terjadi peairan ambalat Sebagaimana yang diketahui dalam hal armada perang yang beroprasi di laut tidak sebanding dengan luas laut daerah operasi yang terhapar dari aceh hingga papua dan di jadikan jalur kapal komersil internasional untuk pergerak ekonomi dunia seperti di selat malaka. [caption id="attachment_51701" align="alignleft" width="300" caption="KRI Irian"][/caption] Wilayah laut yang luas akan baik bilang sarana armada perang kita mempunyai kemampuan yang canggih dan di takuti bilang sedang berpatroli laut.bangsa indonesia pernah merasakan hal itu ketika masa presiden sukarno,sebuah kapal yang di beli dari uni soviet yang berjenis Project 68-bis Kapal jenis ini adalah pengembangan dan versi yang lebih besar dari Kapal penjelajah kelas Chapayev. Kemiripan KRI Irian dengan kapal kelas Chapayev adalah pada senjata utama , permesinan, dan perlidungan bagian samping. Sedangkan perbedaannya terletak pada kapasitas bahan bakar yang lebih banyak untuk jarak tempuh yang lebih jauh , lambung yang dilas keseluruhnya, proteksi bawah air yang lebih bagus, artileri anti pesawat yang lebih baik dan radar yang lebih baik pula. Sebagai gambaran Senjata utama dari KRI Irian adalah buah 4 turret, dimana setiap turret berisi 3 meriam berukuran 6 inchi. Sehingga total ada 12 meriam kaliber 6 inchi di geladak. kapal ini merupakan armada perang terbesar dibelahan bumi selatan. Kapal ini digunakan secara aktif untuk persiapan merebut Irian Barat. Datang ke Surabaya pada 5 Agustus 1962 dan dinyatakan keluar dari kedinasan AL Soviet pada 24 Januari 1963. Tidak pernah Uni Soviet menjual kapal dengan bobot seberat ini kepada negara lain kecuali kepada Indonesia. ALRI yang belum pernah mempunyai armada sendiri sebelumnya, belajar untuk mengoperasikan kapal-kapal canggih dan mahal ini dengan cara trial and error / coba-coba. Pada November 1962 tercatat sebuah mesin diesel kapal selam rusak karena benturan hirolis saat naik ke permukaan, sebuah destroyer rusak dan 3 dari 6 boiler KRI Irian rusak. Suhu yang panas dan kelembapan tinggi berefek negatif terhadap armada ALRI, akibatnya banyak peralatan yang tidak bisa dioperasikan secara optimal. Di lain pihak kehadiran kapal ini membuat takut AL Belanda dan sekutu-sekutunya yang secara drastis mengurangi kehadirannya di perairan Irian Barat. Kapal ini dibuat di Admiralty Yard, Leningrad.Peletakan lunas pertama dilakukan pada tanggal 9 Oktober 1949, kapal diluncurkan pada tanggal 17 September 1950, dan pertamakali kapal dioperasikan pada tanggal 30 Juni 1952 dan Kapal ini dapat memuat 1.270 awak kapal, termasuk 60 orang perwira, 75 perwira pengawas, 154 perwira pertama. Bagaimana kita akan memiliki kapal perang yang menjadikan TNI AL kita berani menyerang bilang ada pelanggaran teretorial.kesiapan SDM bangsa indonesia dalam membuat kapal sudah tidak dapat di remehkan lagi,dengan galangan pembuatan yang luas hanya di butuh bahan kapal dan aluisistanya agar mimpi yang pernah ada itu muncul di balik ombak besar lautan.....bravo jaya mahe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H