Media sosial sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Khususnya dikalangan anak muda atau yang sering kita dengan Gen Z, kalangan anak muda yang lahir pada pertengahan 1990 sampai dengan 2010-an. Anak muda penerus Bangsa yang tumbuh bersama dengan perkembangan pesat teknologi dan media sosial (Budianto,2022) seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan berbagai media sosial lainnya, menjadi ruang interaksi sosial utama bagi Gen Z, mengalahkan bahkan mengabaikan aktifitas offline, termasuk kegiatan membaca.
 Kegiatan membaca yang menjadi salah satu pondasi penting dalam Pengembangan literasi, harus mengalami perubahan cukup signifikan karena adanya pola interaksi digital yang berlebihan. Anak muda lebih suka menghabiskan waktunya dengan media sosialnya, mereka cenderung suka melihat konten-konten yang singkat tanpa mendalami maksud dari isi konten tersebut. Namun, ada beberapa studi atau penelitian mengungkapkan bahwa media sosial juga berperan penting sebagai sarana informasi, promosi literasi dan berbagai, manfaat lainnya.Â
 Penelitian mengenai interaksi antara minat baca dan penggunaan media sosial sangat relevan, dimana penggunaan media sosial dikalangan anak muda terus meningkat. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelanggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2024, jumlah pengguna internet mencapai 221.563.479 jiwa, yang mana 90% nya berasal dari kalangan anak muda (gen z). Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna internet tertinggi.
 Tingkat literasi atau budaya membaca masih menjadi tantangan yang besar di Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman mengenai bagaimana media sosial berperan penting untuk membentuk pola minat baca gen z menjadi lebih signifikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H