Sebuah perjalanan panjang yang dimulai sejak awal
pasti kan berakhir di ujung masa. Waktu yang berjalan
seolah terasa cepat namun kadang kala begitu lambat,
tergantung pula pada suasana hati saat itu.
Begitu jua bunga-bunga liar yang tumbuh di tepi jalan
akan terkulai diujung senja. Matahari membangunkan
tidurnya dan esok pagi kan berseri kembali. Wanginya
tertinggal di lembaran dedaunan basah oleh embun.
Kadang kala kita terhempas tak berdaya. Hanya mampu
berpegang pada tonggak harapan yang juga belum pasti
untuk dapat berdiri tegak. Dan kembali menelusuri jalan
terjal berbatu tajam yang membentang di depan.
Demikian pula dengan bunga-bunga yang sedang mekar
kumbang kan datang mengisap madunya. Diwaktu lain
angin kencang datang meniupnya, kelopak helai demi
helai jatuh satu persatu kepangkuan bumi.
Perjalanan ini belum tiba diujung waktu, masih banyak
yang harus dilewati. Walau jiwaku telah hancur badan
telah luka, bahkan hati pun telah berkeping, tetap kan
kutempuh sampai ke ujung dunia yang berbatas langit.
Tak perduli meski tapak kaki penuh darah penuh luka.
 Moheng AS, 31 Juli 2019
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H