Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Untuk Indonesia Yang Lebih Baik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bukan Pekerja Kantoran

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Jalan Pincang Bu Tiwi Menuju Purbalingga Satu

5 September 2020   06:18 Diperbarui: 5 September 2020   08:57 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengumuman di Koran Suara Merdeka (dokpri)


Pilkada Purbalingga untuk memilih bupati dan wakil bupati periode 2021-2024 pada gelaran 9 Desember 2020 sudah memasuki tahap pendaftaran. Setelah para kandidat mengumumkan pasangan serta partai pengusung, Jumat 4 September 2020 kemarin, pasangan Dyah Hayuning Pratiwi, Tiwi yang berpasangan dengan Sudono, Dono, resmi mendaftar ke KPU Purbalingga.

Bertepatan dihari yang sama, pasangan Ibu Tiwi, Pak Sudono mengumumkan secara legowo di koran. Ia mengaku secara gentlemen pernah menjalani kurungan 1 tahun karena ikut serta dalam kasus korupsi di Kabupaten Batang.

Pengumuman itu disatu sisi menujukkan sikap legowo, sikap jujur mengakui kesalahan yang pernah ia perbuat. Itu bagus. Namun disisi lain, cacat masa lalu yang diiklankan di koran menjadikan para simpatisan Bu Tiwi mulai berpikir dan kemungkinan menarik dukungan.

Banyak kalangan di Purbalingga, setelah tahu pasangan Tiwi bekas koruptor pikir-pikir untuk memilih Tiwi-Dono. "Tiwi bagus, sayang salah pilih pasangan. Selain pernah dipenjara ia tidak lagi muda, kelahiran 1957. Sudah 63  tahun," terang Hidayati  warga Purbalingga.

Kita semua tahu, Bu Tiwi sebagai penerus Pak Triyono merupakan salah satu putri terbaik Purbalingga. Belum genap usia 30 tahun pada Pilkada 2015 lalu, ia sukses menjadi Wakil Bupati Purbalingga. "Ini rekor di Purbalingga. Seorang wanita mampu menjadi wakil bupati. Ini pertama kali lho, di Purbalingga," lanjut Uci dalam perbincangan alumni SMAN 1 Purbalingga angkatan 82.

Pada perjalanan selanjutnya Bupati Tasdi yang menjadi pasangan Tiwi pada Pilkada 2015 terkena OTT KPK. Rezeki buat Tiwi, Tasdi masuk penjara, ia naik menjadi Bupati Purbalingga sejak 6 Juni 2018.

Sejak menjabat, Tiwi tidak mengangkat wakil bupati. Ia bekerja sendirian tanpa pembantu wakil. Tenaga muda yang masih fresh ditambah hoby senam bersama menjadikan ia fit. Pada Pilkada tahun ini Tiwi maju sebagai petahana bersama Sudono.

Entah pertimbangan apa, Tiwi dan oleh partai-partai pengusung,  Tiwi dipasangkan dengan Dono dari Partai Golkar. Dalam perjalanan setelah mendaftar, masyakat dikejutkan iklan di koran, masyarakat baru tersadar, baru tahu pasangan Tiwi punya cacat, kelemahan yang bisa menggerogoti elektabilitas suara Tiwi yang cukup tinggi.

Pengumuman  Pak Sudono di koran bahwa ia pernah dipenjara karena ikut serta dalam korupsi mau tidak mau, diterima atau tidak telah menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pasangan Tiwi-Dono.

Beberapa ASN, Kades yang semula ngotot mendukung Tiwi mulai diam. Mereka mungkin tidak mau dicap pendukung ketidaktertiban pemerintahan mendatang. "Kami sekarang pilih diam. Kami netral, lebih enteng," kata seorang guru teman penulis yang dihubungi.

Meskipun berat, langkah pincang Tiwi harus dilanjutkan. Ia harus berjuang bersama fans untuk tetap maju, semangat ingin melanjutkan pembangunan Purbalingga harus terus didengungkan agar cita-cita memajukan Purbalingga bisa terwujud. Meskipun harus merangkak, lakukanlah.  Selamat berjuang Ibu Tiwi. Salam Semangat.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun