Bagi pemerjalan dari Purbalingga ke arah Pemalang, setelah tanjakan Sungai Soso akan mendapati tulisan "Selamat Datang Di Bobotsari Kota Dagang". Tulisan dalam sebuah gapura memanjang dengan dominasi warna  hitam itu menjadi penanda kita akan memasuki kota dagang, Kota Bobotasri, Purbalingga, Jawa Tengah.
Pemerjalan bisa memilih jalan  lurus ke arah terminal berlanjut ke Golaga dan Pemalang. Kalau anda memilih belok kanan anda akan tiba di Pasar Bobotsari, ada di kanan jalan dari arah Purbalingga. Disebelah  Pasar Bobotsari ada Pasar Pagi, jualnya lapak-lapak di jalan lingkar. Para pedagang ada yang  berjualan di depan rumah, ditenda-tenda bahkan ada yang ngampar di jalan sejak jam 2 dini hari hingga jam 9 pagi sudah tutup, makanya diberi nama Pasar Pagi. Pasarnya sesaat tapi memberikan banyak nikmat.
Kota Dagang
Sematan Kota Dagang bagi Kota Bobotasri tepat. Sejak dahulu Pasar Bobotsari Sangat terkenal. Saya mengenal pasar sejak usia sekolah. Saat SMP hingga SMA saya biasa mengantar barang dagangan tempe yang dijual  ibu ke pasar dengan dipikul. Buku dan sepatu  dan tas ditaruh dikeranjang. Setelah menata dagangan baru ke sekolah. Pada saat itu Pasar Bobotsari  bangunannya masih  dari kayu jati, konon pasar itu ada sejak jaman penjajahan Belanda.
Sebutan Kota Dagang bagi Kota Bobotasri karena banyak orang dari berbagai daerah datang  berjualan di Pasar Bobotsari. Ada kentang Wonosobo, sayuran dari Pratin, berbagai jajanan pasar dari Sokaraja, ada jiwel dari Maribaya, ada pula Tongkol dari Cilacap. Pokoknya mau beli kebutuhan apa saja ada dan harganya terjangkau.
Seiring perkembangan jaman, Pasar Bobotsari mengalami renovasi. Renovasi pertama perubahan  dari pasar kayu ke pasar los dengan atap asbes. Kemudian beberapa tahun belakangan renovasi dari pasar beratap asbes menjadi pasar dengan wajah bangunan lebih modern bila dilihat dari depan. Maunya menjadi pasar tradisionil bersih, namun perlu usaha keras dan perlu kepeduliaan semua stakeholder.
Pada saat renovasi dari pasar kayu ke pasar beratap asbes,  direlokasi pasar hewan ke Gandasuli, namun pasar hewan itu kini mati. Saat ini untuk memasarkan hewan bagi warga Purbalingga  adanya di Sokaraja pada hari Sabtu dan Pasar Hewan Dongkal pada hari Minggu. Berbeda dengan sekarang, dulu untuk menjual hewan petani harus mengging hewanya berjalan kaki, saat ini hewan naik truk.
Ketika renovasi  kedua pengelola pasar menampung pedagang di dua tempat. Pertama  di jalan lingkar pasar, sebagain di lahan dekat terminal. Pasar pagi lebih dominan untuk pasar sayur mayur dan makanan dari tradisional hingga makanan nikmat. Sedangkan yang berjualan  pakaian dan barang kelontong lainnya ditampung di dekat terminal bus.
Geliat Pasar Pagi Dan Kenikmatanya