Siapa yang tidak ingin menghadap kepada Allah SWT? Rasanya semua orang pasti ingin menghadap kepada-Nya setelah meninggal nanti. Pasalnya, Allah Ta'ala dengan halusnya sudah memberikan karunia yang luar biasa banyak terhadap kita selaku umat-Nya. Maka dari itu, kita tentunya akan 'diseret' supaya mengingat karunia apa yang sudah Allah berikan dengan rantai ujian atau bala.
Maka barang siapa yang tidak dekat dengan Allah SWT, setelah Allah memberikan banyak sekali karunia. Niscaya, Allah akan menyeretnya dengan berbagai macam bala. Allah Ta'ala sebagai pencipta kita, Dialah yang paling mencintai ciptaan-Nya dibandingkan siapapun di dunia ini. Misalnya saja, orang tua sangat menyayangi kita. Tapi, sayangnya Allah lebih menyayangi kita daripada orang tua kita sendiri
Selain itu kalau kita lihat juga nih, ibunya para binatang ini rela mengorbankan dirinya hanya untuk menyelamatkan anaknya walau bagaimana pun kondisinya nanti. Nah itulah salah satu contoh rahmah atau karunia yang Allah berikan untuk kita. Begitu indahnya bukan??
Allah sebagai Maha Penyayang nih, tidak ada lagi yang menyayangi kita selain Allah Ta'ala sebagai pencipta kita. Nah makanya, Allah sangat ingin sekali kita menjadi ahli surga bukan yang lainnya
Itulah alasannya, kenapa Allah SWT menurunkan Islam sebagai risalah bagi manusia untuk menunaikan perintah dan larangan yang sudah Allah tentukan. Toh lagi pula, semua perintah dan larangan yang sudah Allah tentukan demi kebaikan kita, bukan yang lainnya dan tidak ada untung rugi bagi Allah atas ketaatan kita.
Sebagaimana hal ini, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 7 dan di dalam surat tersebut ada kalimat yang berbunyi: In ahsantum ahsantum li anfusikum wa in asa'tum falaha. Yang artinya adalah: "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri."
Jadi, tidak ada salahnya kan kalau kita berbuat baik. Toh berbuat baiknya juga untuk diri sendiri, bukan orang lain. Terlepas orang lain akan berterima kasih terhadap kita atau tidak, menghargai atau tidak dan membalas kebaikan kita atau tidak. Semua itu bukan urusan dan tugas kita, melainkan Allah SWT dan yang lebih pentingnya lagi adalah kita melakukan hal tersebut dengan ikhlas lillahitaala (karena Allah). Masalah untung atau tidak, nanti akan ada waktunya.
Begitu juga sebaliknya, dimana Allah melarang kita untuk berbuat maksiat ya kita jangan melakukan hal itu. Mengapa? Karena yang dilarang itu memang berdampak buruk bagi kita. Selain itu, maksiat akan membuat kita jadi hina dan celaka. Tapi, apabila kita melakukan maksiat, maka Allah tidak akan mengalami kerugian sama sekali.
Nah itulah, saking sayangnya Allah terhadap kita, jika kita berbuat dosa kecil sekali pun maka akan dicatat sebagai satu dosa. Akan tetapi, apabila kita berniat untuk melakukan kebaikan kepada orang lain, maka itu sudah menjadi satu pahala atau kebaikan. Semoga kita semua bisa beristiqomah berbuat baik dan kebaikan kita diterima oleh Allah SWT.
Referensi: Kutipan Ceramah Ustadz Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H