Ketika cinta berubah menjadi harta, dan ketika cinta berubah menjadi seni, maka dunia ini akan terhias oleh emas permata dan lukisan -- lukisan indah. Ketika cinta berubah menjadi benci dan amarah, maka dunia ini akan tercipta tragedi peperangan dan kekacauan di dunia ini.
Wahai manusia! Jangan pernah engkau salah dalam memilih cinta, siapakah yang pantas dicintai dan siapakah yang selalu mencintai? Wahai manusia! Sadarlah tentang apa yang engkau pikirkan tentang cinta, jangan terlalu ambisi terhadap apa yang engkau miliki terhadap cinta.
Manusia memiliki sifat materi dan manusia memiliki seni itu wajar? Karena manusia itu hidup di dunia ini lewat materi dan juga sifat manusia itu selalu mengagumi hal -- hal yang indah.
Dan apabila engkau mengidamkan kedua -- keduanya, maka engkau harus mencintai sesuatu yang bisa memfasilitasi semuanya. Yaitu bisa memberikan harta dan juga kesenian, dan juga yang tulus memberikan itu semua.
Wanita cantikkah? Cowok tampankah? Atau seseorang yang bisa menjadikan engkau hartawan dan emas berlimpah?. Dan apakah wanita cantik, cowok tanpam dan saudagar kaya raya, dan jika iya, sanggupkan mereka setia terhadap engkau, sanggup memberikan kasih sayang yang terus menerus, dan memberikan cintanya abadi selamanya?
Coba renungkan wahai manusia! Sepintas kita bahagia kalau kita dicintai oleh seorang wanita atau lelaki yang cantik dan yang tampan, tapi apakah kecantikan dan ketampanan itu akan abadi? Dan sepintas mungkin kita akan bangga dicintai sama orang yang kaya raya, apakah kekayaan itu akan mendatangkan kebahagiaan dan apakah kekayaan itu akan abadi selamanya?
Kalau jawaban engkau itu nonsense, maka siapakah yang harus kita cintai? Dan siapakah yang bisa mencintai kita secara tulus? Jawabannya adalah Tuhan, kalau kita mencintai seseorang karena seni, bukankah Tuhan itu maha indah, bukankah Tuhan itu paling indah dari pada yang indah, Kalau kita ingin mencintai karena harta, bukankahÂ
Tuhan itu maha kaya, dimana kekayaanya tidak terbatas, dzat pemilik langit dan bumi, kalau kita ingin dicintai dengan tulus, bukankah Tuhan itu maha penyayang dan maha mengasihi. Jadi kenapa kita enggan mencintai Tuhan, Mencintai Tuhan bukan hanya formalitas di bibir saja, seperti dzikir atau mengucapkan Alhamdulillah ketika kita diberi rezeki, tapi mencintailah Tuhan itu lewat perbuatan yaitu menjalani perintahnya dan menjauhi larangannya. Â Â