Pernahkah engkau bayangkan rangkaian mimpi yang kupahat di temburam langit. Itu wujud rinduku yang luruh dalam hening, tenggelam dalam kerik jangkerik malam ini.
Pernahkah dirimu bayangkan, pada malam terselip gairahku yang membara, melupakan kecewa, dan dusta yang telah menyayat sembilu.
Pernahkah kau bayangkan, di setiap rentang waktu yang riuh, kurekat erat binar mata dan bayangmu. Dalam kelam dan sepinya malam, kutitip harap dirimu untuk selalu mengingatku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!