Mohon tunggu...
Akhmad Rizqi S
Akhmad Rizqi S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang hobi makan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Budidaya Cacing Tanah Sebagai Alternatif Usaha

4 November 2024   00:48 Diperbarui: 7 November 2024   10:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cacing merupakan salah satu makhluk hidup yang tinggal di tanah dengan cara yang unik. Cacing melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing melakukan perkembangbiakan secara Hermaprodit yaitu memiliki jenis kelamin jantan dan betina sekaligus, sehingga dapat berkembang biak relatif cepat(Rata-rata 2 kali lebih cepat setiap bulannya). Cacing tanah biasanya berumur 1-1,5 tahun, tetapi dapat berumur lebih panjang jika berada di tempat yang cocok sesuai habitat cacing dengan masa produktif/dewasa pada usia 2-12 bulan. 

Budidaya cacing tanah sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh beberapa pembudidaya sejak beberapa tahun lagi, dan saat ini semakin banyak peminatnya mengingat banyak sekali manfaat dari budidaya cacing ini. Cacing ANC dan LR(Lumbricus Rubellus) merupakan jenis cacing yang sering dibudidayakan. Cacing berkembang biak dengan cara bertelur, setiap individu cacing biasanya bertelur satu butir dalam sebulan, dimana dalam satu telur berisi 2-14 ekor anakan cacing. 

Pada saat budidaya cacing tanah, hal yang harus diperhatikan adalah media tempat hidup mereka. Suhu optimal untuk perkembangan cacing adalah sekitar 22-28C dan tingkat kelembabannya adalah sekitar 60-80%. Tempat budidaya dapat berupa terpal, kayu, beton atau bahkan dalam tanah yang digali dengan kedalaman 20-30 cm, dengan syarat tidak tergenang air saat hujan.

Pada awal budidaya biasanya pengisian bibit diberikan sebanyak 2-3 kg per meter persegi. Uniknya, bibit biasanya hanya perlu dilakukan pengisian sekali di awal budidaya saja. Media sebagai tempat hidup cacing disarankan setebal 5 cm dengan ketebalan yang akan semakin bertambah seiring dengan pemberian pakan. Cacing suka tempat yang terhindar sinar matahari, sehingga kita perlu menutup permukaan budidaya dengan bahan seperti terpal, plastik, genteng, asbes dll.

Persiapan media untuk budidaya cacing cukup mudah. Contoh media yang sering digunakan untuk budidaya cacing seperti media jamur bekas, cacahan gedebog pisang, kotoran hewan, serbuk gergaji, ampas tebu dan masih banyak lagi. Dengan catatan media harus lembab dan gembur agar cacing dapat tumbuh dengan optimal. Penyiraman dilakukan setiap hari atau sesuai kondisi untuk menjaga tingkat kelembaban. Karena, ketika media terlalu kering cacing akan mengalami dehidrasi, dan ketika media terlalu basah cacing akan pucat.

Pergantian media untuk sistem kotak dapat dilakukan dengan cara mengganti setengah dari media setiap 2 minggu sekali. Sedangkan pada media tanah dapat diganti ketika media sudah mencapai ketebalan 40 cm. Pakan tambahan yang biasanya digunakan dalam budidaya cacing ini antara lain, nasi sisa, limbah dapur, sayur, buah, ampas tahu dan sejenisnya. Pakan diberikan sekitar kurang lebih 5-10% dari bobot cacing. Pakan sebaiknya dicacah atau difermentasi dulu selama 2-3 hari agar lebih mudah dicerna cacing.

Masa panen pertama dapat dilakukan pada umur 40-60 hari sejak penebaran bibit indukan. Pemanenan hanya dilakukan pada cacing berumur dewasa saja, sedangkan cacing yang masih kecil/remaja ditinggal. Panen sebaiknya dilakukan dengan rutin atau terjadwal agar regenerasi tetap terjaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun