Mohon tunggu...
Akhmad Rizki Saputra
Akhmad Rizki Saputra Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi Bermain Catur Kepribadian saya Introvert Saya tertarik dalam bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bullying dan Kesehatan Mental: Studi Kasus dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

29 April 2024   11:48 Diperbarui: 29 April 2024   19:45 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bullying dan dampaknya terhadap kesehatan mental adalah topik yang serius dan penting untuk dibahas. Sebelumnya kita harus memahami terlebih dahulu apa itu bullying? Bullying  atau perundungan dapat dijelaskan sebagai perilaku agresif yang melibatkan kekerasan, tekanan, ataupun intimidasi terhadap orang lain untuk mendapatkan kepuasan pribadi seperti kekuasaan, status, atau pengakuan. Dilansir dari repositori.kemdikbud.go.id perundungan atau bullying merupakan perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, maupun sosial di dunia nyata dan dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan maupun kelompok. Bullying dapat dianggap sebagai awal dari berbagai bentuk kekerasan lainnya, seperti tawuran, intimidasi, pengeroyokan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Bullying dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental termasuk depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya. Terlebih lagi kasus bullying dalam dunia pendidikan menjadi fenomena yang semakin marak dan serius. Dikutip dari situs Databoks bahwa data hasil riset Programme for International Students Assessment (PISA) 2018 menunjukkan murid yang mengaku pernah mengalami perundungan (bullying) di Indonesia sebanyak 41,1%. Angka murid korban bully ini jauh di atas rata-rata negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. Selain itu, Indonesia berada di posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak murid mengalami perundungan.

            Tingginya tingkat bullying di Indonesia dapat dibuktian dengan banyaknya berita viral mengenai kasus tersebut. Berikut ini merupakan beberapa contoh kasus perundungan yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia menurut CNN Indonesia yang diakses pada Jumat, 23 Februari 2024 sebagai berikut:

  • Siswa penyandang disabilitas di Yogyakarta jadi korban bully. Seorang siswa penyandang disabilitas di salah satu SMP Negeri di Wonosari, Gunungkidul, DIY, mengalami patah jari akibat dirundung teman sekolahnya pada 21 Februari 2024. Siswa berinisial RAN yang menjadi korban pem-bully-an sempat perawatan di RSUD Wonosari dan harus menjalani operasi untuk memulihkan patah tulang jari kelingking tangan kirinya. "Habis dirontgen, kelingkingnya patah harus dioperasi dan pasang pen. Tadi sudah masuk ruang operasi, terus saat mau dioperasi anak saya batuk terus nggak jadi dioperasi, besok lagi," kata Wasido, ayah siswa korban di Gunungkidul, Kamis (22/2/2024). Wasido mengatakan RAN seringkali mendapatkan perlakukan tak pantas dari teman-temannya.
  • Syarat masuk geng berujung perundungan di Binus School Serpong. Kasus bullying yang banyak mendapat sorotan publik saat ini adalah perundungan siswa Binus School Serpong. Seorang siswa harus dibawa ke rumah sakit karena diduga menjadi korban bullying oleh seniornya sebagai syarat untuk masuk geng. Korban yang merupakan calon anggota geng harus melakukan beberapa hal yang diminta oleh senior termasuk mendapati kekerasan fisik. Dari pemeriksaan awal, diduga ada lebih dari satu pelaku bullying. Hasil visum juga menunjukkan adanya sejumlah luka memar hingga bekas luka bakar pada tubuh korban. Kasus ini semakin disorot media karena adanya dugaan keterlibatan anak salah seorang artis serta komedian ternama, Vincent Rompies. Binus School Serpong juga membenarkan anak dari artis Vincent Rompies terlibat dalam kasus bullying di Binus School Serpong. Menindak kasus tersebut, Binus School Serpong telah melakukan investigasi dan memberikan sanksi kepada mereka yang diduga terlibat. "Seluruh siswa yang terbukti melakukan tindakan kekerasan sudah tidak menjadi bagian dari komunitas Binus School. Sejumlah siswa lain yang turut menyaksikan kejadian tersebut tanpa melakukan tindakan pencegahan maupun pertolongan juga telah mendapatkan sanksi disiplin keras," kata Hubungan Masyarakat Binus School Education, Haris Suhendra dalam keterangan tertulis, Rabu (21/2/2024).
  • Siswa SMP di Cilacap alami patah tulang rusuk akibat bullying. Kasus bullying lain yang sempat menjadi perbincangan publik terjadi di salah satu SMP di Cilacap pada hari Selasa 26 September 2023. Kasus ini melibatkan dua orang siswa SMP di bawah umur berinisial MK (15) dan WS (14) terhadap korban yang merupakan berinisial FF (14). Kejadian ini terekam kamera handphone yang hasil rekamannya tersebar di media sosial. Rekaman berdurasi lebih dari dua menit tersebut pertama kali diposting di media sosial X dan ditonton oleh ribuan orang. Korban mengalami patah tulang rusuk, sehingga harus dilakukan tindakan operasi di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto. Kedua pelaku diadili di Pengadilan Negeri Cilacap pada hari Senin 30 Oktober 2023. Hakim memvonis tersangka MK (15) dengan pidana penjara 2 tahun dan WS (14) dengan pidana penjara 6 bulan.

            Berita-berita tersebut tentunya baru merupakan sebagian dari contoh kasus yang terdeteksi dari sekian banyaknya kasus bullying/perundungan yang ada di pendidikan Indonesia. Tentunya masih banyak kasus perundungan dalam ranah pendidikan Indonesia yang belum terekspose oleh media sosial. Banyak pula pihak sekolah yang terkesan menutup mata terhadap kasus bullying. Pihak pihak seperti guru dan kepala sekolah masih banyak yang belum memiliki ketegasan dalam menindaklanjuti kasus bullying di sekolah mereka. Bahkan terdapat sekolah yang menutup-nutupi kasus bullying untuk menjaga nama baik sekolah. Padahal pendidikan itu sendiri merupakan garda terdepan dalam penguatan karakter dan mencerdaskan bangsa. Fakta tersebut menunjukkan betapa daruratnya karakter generasi bangsa sehingga dapat mempengaruhi masa depan mereka. Bahkan kasus bullying juga terjadi di luar ranah pendidikan/persekolahan. Bullying juga terjadi dalam berbagai situasi seperti dalam lingkungan rumah hingga dunia pekerjaan, dan masih banyak lagi. Tentunya apabila diakumulasikan, tidak dapat terbayangkan seberapa tinggi tingkat bullying di Indonesia.

            Perbuatan bullying dilakukan dengan dasar kesenangan semata, dan dapat menjadi kebiasaan yang buruk bagi banyak orang. Tujuan dari bullying umumnya untuk mendominasi, mengendalikan, atau menyakiti mereka secara fisik, emosional, atau psikologis. Bullying dapat terjadi pada siapa saja, tak memandang kalangan usia, ras, ataupun gender, dan dapat terjadi di mana saja, mulai dari sekolah, tempat kerja, lingkungan sosial, atau bahkan di dunia maya. Dampak bullying dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik anak-anak yang di-bully, anak-anak yang mem-bully, anak-anak yang menyaksikan bullying, bahkan sekolah dengan isu bullying secara keseluruhan. Bullying dapat membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak. Pada kasus yang berat, bullying dapat menjadi pemicu tindakan yang fatal, seperti bunuh diri dan sebagainya

            Bullying memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental anak, yang dapat berkembang menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan tepat. Berikut adalah beberapa dampak spesifik bullying terhadap kesehatan mental:

  • Depresi dan Kecemasan: Anak-anak yang menjadi korban bullying lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan rendah diri dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengalami bullying. Mereka sering kali merasa kesepian dan ingin menghindari lingkungan tempat mereka mendapatkan perundungan.
  • Gangguan Psikosomatis: Korban bullying yang mendapatkan intimidasi terus menerus dapat mengembangkan gangguan psikosomatis akibat cemas dan perasaan tidak aman. Gejala fisiknya bisa berupa sakit perut hingga pusing, yang dapat berlanjut ke tingkat depresi.
  • Gangguan Tidur: Perasaan tertekan dapat mengganggu pola tidur anak, membuat mereka sulit tidur atau mimpi buruk. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka secara keseluruhan
  • Penurunan Nafsu Makan: Rasa cemas berkepanjangan dapat menurunkan nafsu makan anak, yang pada gilirannya mempengaruhi kesehatan fisik dan asupan gizi mereka.
  • Pengurangan Fokus Belajar: Rasa tidak aman, cemas, dan tertekan dapat mengurangi fokus anak saat belajar, sehingga prestasi akademik mereka cenderung menurun. Jika bullying terjadi di lingkungan sekolah, anak mungkin akan menghindari datang ke sekolah, yang tentunya akan mempengaruhi prestasi akademik mereka
  • Penurunan Percaya Diri: Menjadi korban bullying dapat menurunkan tingkat percaya diri anak secara drastis, membuat mereka merasa tidak berharga di mata orang lain. Korban bullying juga cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulannya, menghindari menjalin hubungan atau berteman dengan orang lain
  • Kondisi Psikologi: Pada titik terparah, bullying dapat merusak kesehatan mental anak, dengan perasaan tidak aman dan merasa disepelehkan yang dapat mengakibatkan depresi tak berujung hingga memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup

Mengingat bahayanya dampak dari perilaku bullying tentunya diperlukan tindakan yang tegas dari seluruh elemen masyarakat supaya hal tersebut tidak menjadi budaya yang dinormalisasi. Untuk mencegah ataupun mengatasi dampak bullying terhadap kesehatan mental anak perlu dilakukan kolaborasi dan dukungan dari berbagai lini termasuk pemerintah, orang tua, dan guru untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan anak dari perilaku bullying. Tentunya pemerintah harus memiliki peraturan/undang-undang perlindungan anak yang jelas mengenai tindak bullying di kalangan pelajar serta memberikan arahan seperti seminar dan pelatihan anti bullying kepada guru dan orang tua untuk memiliki bekal dalam mengatasi maupun mencegah tindak bullying pada anak. Mereka harus mengedukasi kepada anak tentang perilaku bullying, menjalin komunikasi yang terbuka, dan membantu anak menjadi panutan yang positif saat menghadapi situasi bullying.

Sumber:

Arifin, I., Putri, S. N., & Apriliyanti, N. A. (2021). TERAPI ISTIGHFAR SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENCEGAH BULLYING DIKALANGAN PELAJAR. Jurnal Psikologi Islam, 8(1).

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/12/12/pisa-murid-korban-bully-di-indonesia-tertinggi-kelima-di-dunia

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240223174624-12-1066639/deret-kasus-perundungan-pelajar-yang-jadi-sorotan-setahun-terakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun