Aksi Belas Islam III yang diadakan hari ini mengundang banyak komentar dari berbagai macam pihak. Tanggapan pejabat publik dan figur publik tentu mengundang perhatian. Aksi bela Islam III Super damai membawa agenda menuntut proses peradilan penistaan agama Ahok segera maju ke persidangan. Agenda yang mereka bawa sejak 4 November lalu sebenarnya sudah terpenuhi, yaitu Ahok sudah ditetapkan menjadi tersangka, namun aksi hari ini tetap saja ramai dan mengundang pembicaraan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Komentar Ahok lah yang paling ditunggu, sebagai orang yang menjadi agenda utama Aksi Bela Islam III ini. Ahok mengatakan akan tetap beragenda seperti biasa di Rumah Lembang, menyapa dan berdiskusi dengan pendukung yang datang kesana. “Besok kayaknya kita masih ke (Rumah) Lembang," kata Ahok di Taman Anggrek, Jakarta Selatan.
Keputusan Ahok untuk tetap di Rumah Lembang atau Balai Rakyat ini terkait komitmennya untuk melakukan kampanye selain dengan blusukanjuga dengan open housedi Rumah Lembang. Banyak pihak yang berspekulasi Ahok diam di Rumah Lembang karena alasan keamanannya yang terancam, namun hal ini dibantah langsung oleh Kepolisian. Pihak Kepolisian menegaskan tidak ada pengetatatn kemanan di Rumah Lembang. Menurut Kepolisian tidak ada alasan melakukan pengamanan lebih untuk Ahok. "Pak Ahok kan sudah mau disidangkan, sudah jelas kok, sudah P-21 (berkas perkaranya), sudah akan disidangkan, sudah diproses hukum, tidak ada yang kebal hukum di negara kita," kata Iriawan (Kapolda Metro Jaya).
Djarot, pasangan Ahok dalam Pilgub DKI menegaskan serta memberikan keterangan lebih lanjut terkait sikap Ahok tetap menjalankan agenda seperti biasa di Rumah Lembang. Djarot sepenuhnya mendukung Aksi Damai Bela Islam III. Djarot mengapresiasi aksi ini sebagai salah satu aksi demokrasi yang wajar dan baik untuk perkembangan kesadaran masyarakat akan demokrasi. Selain hal itu, Djarot juga mengatakan aksi ini akan menjadi ajang berjualan pedagang kaki lima untuk mencari untung mengingat banyaknya orang yang berkumpul di Monas hari ini. "Tidak apa-apa, datang kan niatnya bagus, berdoa, zikir, untuk kedamaian Indonesia. Disamping itu, kalau kita itu banyak tamu, itu menggerakkan ekonomi kerakyatan juga, orang jualan jadi laku," ujar Djarot di Rumah Lembang.
Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah sedari dulu terdiri dari beragam Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan yang sangat Majemuk. Kemajemukan ini harus disikapi dengan damai dan semangat persatuan. Indonesia sedari dulu sudah sangat sensitif dengan Isu SARA walaupun ada begitu banyak golongan di Republik ini. Ironi SARA harus kita perjuangkan bersama demi Republik Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H