Mohon tunggu...
Akhmad Rijal
Akhmad Rijal Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Indah pada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Relawan BaDja Dihimbau Lebih Aktif

29 November 2016   16:10 Diperbarui: 29 November 2016   16:16 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang Pilkada atau Pemilu, hasil Survei dipastikan menjamur. Entah valid atau tidak, datanya pasti menjadi tolak ukur dalam skala terkecil sekalipun. Lembaga-lembaga survei melakukan penelitian dengan sample-sample yang didata dengan tingkat margin errortertentu. Pilkada DKI 2017 tidak lepas dari data-data lembaga survei yang bermunculan.

LSI, Poltracking, dan lembaga survei lainnya memiliki hasil survei masing-masing, namun belakangan ini muncul hasil-hasil yang cenderung sama, yaitu menurun drastisnya elektabilitas Ahok-Djarot. Elektabilitas pasangan Petahana ditenggarai menurun karena penetapan Ahok jadi tersangka. Status tersangka menurut lembaga-lembaga tersebut menurunkan popularitas dan kepercayaan publik terhadap Ahok. Angka Polling yang muncul beragam, ada yang menampilkan angka yangbersaing ketat ada juga memperlihatkan angka yang timpang.

Keberagaman hasil, jumlah responden, dan tingkat error menjadi faktor-faktor yang menimbulkan pertanyaan apakah survei-survei tersebut dapat dijustifikasi kebenarannya. Ketimpangan reponden dan juga ada anggapan terdapat beberapa lembaga survei ‘titipan’ kekuatan politik tertentu menimbulkan tanggapan yang beragam.

Beberapa pihak menanggapi dengan serius, gegap gempita, berduka, atau bahkan tidak peduli. Ahok-Djarot sebagai pihak yang diindikasikan menurun elektabilitasnya cenderung menanggapi dengan cukup serius. Tanggapan Ahok-Djarot yaitu mengajak seluruh relawan dan tim suksesnya mempercayai hasil survei tersebut agar bekerja lebih keras lagi dalam kontestasi Pilkada kali ini.

Ahok mengatakan pihaknya ‘Legowo’ jika dikatakan akan kalah jika Pilkada dilaksanakan sekarang. Menurut Ahok pembuktiannya ada di tanggal 15 Februari nanti saat Pilkada diselenggarakan. Ahok beranggapan jika dibuai hasil survei timnya malah akan mengabaikan target karena merasa sudah tercapai. Hasil Survei memang tidak bisa dijadikan pegangan, hanya sekedar tolak ukur namun gambaran kecil yang muncul melalui survei selalu bisa dijadikan pertimbangan.

Djarot lebih lanjut juga menghimbau agar tim pemenangan petahana menanggapi hasil survei dengan bekerja lebih keras dan seksama, menurutnya hasil survei tersebut lebih baik dianggap benar sebagai motivasi tim pemenangannya untuk bekerja lebih baik lagi. Djarot juga memiliki pandangan lain, menurutnya masyarakat di lapangan sudah banyak yang berpartisipasi dan membantu secara langsung proses kampanye melalui membeli suvenir dan kemeja kotak-kotak ciri khas Cagub-Cawagub nomor urut 2 ini. "Berarti kalau orang sudah mulai beli baju, baju itu kandijual toh? Berarti artinya mereka banyak berharap betul, dan yakin pada kami. Bahwa kami suatu ketika nanti akan naik, kita tunggu aja tanggal 15 Februari (2017)," ujarnya. Ahok-Djarot menyikapi hasil Survei-survei ini dengan tenang dan rasional, tidak serta merta menelan atau menolak mentah-mentah data yang hadir di hadapan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun