Mohon tunggu...
Akhmad Rafliansyah
Akhmad Rafliansyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

saya rafli saya suka menulis dan memotret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krisis Biodiversitas: Bagaimana Kehidupan Kita Akan Berubah Jika Keanekaragaman Hayati Hilang?

24 Agustus 2024   16:44 Diperbarui: 24 Agustus 2024   16:44 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah fondasi kehidupan di Bumi. Ini mencakup segala jenis kehidupan dari berbagai ekosistem—darat, laut, dan perairan lainnya—serta hubungan kompleks antar spesies dalam lingkungan mereka. Biodiversitas memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan alam, menyediakan sumber daya penting bagi kelangsungan hidup manusia, serta mendukung kesehatan planet secara keseluruhan.

Namun, saat ini, kita menghadapi krisis biodiversitas yang sangat serius. Kehilangan keanekaragaman hayati akan berdampak besar terhadap kehidupan kita. Jika terus berlanjut hingga tingkat kepunahan, dampaknya akan sangat merugikan. Seperti yang diungkapkan dalam sebuah artikel di jurnal Science tahun 2015, penurunan jumlah spesies tanaman berdampak langsung pada stabilitas ekosistem. Ini berarti bahwa hilangnya keanekaragaman hayati membuat ekosistem lebih rentan terhadap ketidakstabilan dan perubahan yang tidak diinginkan.

Banyak ilmuwan menyatakan bahwa kita sedang berada di ambang Kepunahan Massal Keenam. Jumlah spesies menurun drastis karena faktor-faktor seperti perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, kerusakan habitat, eksploitasi berlebihan, polusi, dan invasi spesies asing. Tingkat kepunahan saat ini diperkirakan 1.000 hingga 10.000 kali lebih cepat dibandingkan dengan tingkat kepunahan alami.

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), krisis iklim mengancam kelangsungan hidup semua spesies yang terancam dalam Red List. Pada Maret 2023, dari 150.300 bentuk kehidupan yang dievaluasi, sekitar 42.100 atau lebih dari seperempatnya berada di ambang kepunahan. Proses kaskade kepunahan—di mana hilangnya satu spesies menyebabkan hilangnya spesies lainnya karena tidak ada spesies lain yang dapat menggantikan peran mereka dalam ekosistem—semakin mungkin terjadi seiring menurunnya keanekaragaman hayati.

Penurunan keanekaragaman hayati juga membawa dampak serius pada kesehatan manusia. Peningkatan penularan penyakit zoonosis, yang ditularkan dari hewan ke manusia, semakin tak terhindarkan. Penyakit zoonosis seperti Covid-19, AIDS, Ebola, dan lainnya adalah contoh nyata dampak dari kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia. Sebuah artikel dalam Biodiversity and Conservation tahun 2020 mengungkapkan bahwa peningkatan kemunculan patogen menular sebagian besar dipicu oleh dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan.

Selain itu, laporan UNEP yang berjudul Food Systems Impact on Biodiversity menyoroti bahwa praktik pertanian yang tidak berkelanjutan memperparah kerusakan keanekaragaman hayati. Masyarakat membutuhkan pangan terjangkau, tetapi praktik pertanian yang merusak lingkungan justru mengancam ketahanan pangan global. Ekspansi pertanian yang tidak terkendali mengurangi lahan yang dapat mendukung berbagai bentuk kehidupan, termasuk tanah, serangga, tanaman, dan mamalia. Padahal, keanekaragaman hayati sangat penting untuk mendukung produksi pangan berkelanjutan.

Keanekaragaman hayati juga penting dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pengembangan obat-obatan tradisional dan modern. Kehilangan biodiversitas akan berdampak negatif pada inovasi di bidang kesehatan dan kemajuan medis.

Kehidupan kita sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Tanpa itu, kita akan menghadapi krisis pangan, penurunan kesehatan, kerusakan ekonomi, dan gangguan lingkungan yang serius. Oleh karena itu, upaya pelestarian keanekaragaman hayati harus menjadi prioritas global. Hanya dengan menjaga dan memulihkan keanekaragaman hayati, kita dapat memastikan kelangsungan hidup kita dan generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun