Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bukan Wasit, Jadilah Komentator dalam Konflik Anak

27 September 2019   07:16 Diperbarui: 27 September 2019   15:00 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konflik yang terjadi pada anak| Sumber: Media Bakery via highlights.com

Katakan: Wow, kamu sangat marah padanya. Apa yang membuatmu semarah ini? Dengarkan curahan emosi kemarahannya setelah itu.

Contoh: Saya gak ingin punya adik! Saya gak mau dia ada disini!

Alih-alih: Loo, gak boleh nak ngomong seperti itu. Nanti adiknya diambil orang lo, kan kasian adiknya. Lihat temenmu kan banyak yang punya adik.

Katakan: Bunda mengerti. Beda ya sekarang, padahal dulu bunda sering ngelonin kakak. Segalanya memang terasa sangat berbeda ya sekarang. Tau nggak, bunda juga terkadang sering merasa kayak kamu lo!

Waktunya Campur Tangan
Kapan waktu yang tepat untuk memasuki area konflik antara saudara kandung? Saya paham bahwa konflik anak sangat beragam, tidak hanya seperti yang saya tuliskan di atas. 

Tidak jarang konflik antar anak berujung pada kekerasan fisik atau pelecehan verbal-emosional. Saat-saat seperti itulah penting bagi kita untuk dengan cepat masuk dan campur tangan memisahkan keduanya.

Yang perlu digarisbawahi adalah batasan antara kekerasan dengan hanya kemarahan atau emosional biasa. Cirinya biasanya ditandakan dengan intonasi suara meninggi diantara keduanya. Maka, masuklah dalam konflik, melerainya dan mulailah bertanya:

Bisakah kalian memberitahu bunda tentang apa yang terjadi di sini?

Apakah kalian perlu bantuan?

Sejatinya, anak-anak adalah manusia yang cukup cakap memecahkan masalah, bahkan pada level anak usia dini. Anggap saja mereka berdua memilki ide bagus untuk diberi bantuan melaksanakannya.

Analogi Gunung Es
Kata-kata dan perilaku anak-anak hanyalah puncak gunung es. Pertengkaran merupakan salah satu perilaku yang mudah terlihat dari puncak gunung tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun