Sambil terus menatap layar gawainya, Dedi tertawa lepas. Ketika saya bertanya apa yang dia baca sampai tertawa, dengan sedikit sisa tawa dia menjawab: "dia sudah melihat status saya". Saya kemudian melihatnya, dia memasang status meme 'tuman' dengan konten "minjem duit sampe ngemis2, giliran ditagih galak. TUMAN!!!"
Ketika menulis ini, penulusuran Google dengan kata kunci "meme" menghasilkan 2.030.000.000 hasil dalam 0,34 detik. Ketika kata kunci saya tambah menjadi "meme tuman" dalam 0,31 detik Google menyodorkan sebanyak 153.000. Sebagian besar jenis meme 'tuman' berbentuk gambar ikonik karakter bocah botak menampar temannya yang juga botak.
Sedikit tentang meme
Adalah Richard Dawkins, seorang ahli biologi yang pertama kali mempopulerkan istilah meme dalam bukunya yang berjudul The Selfish Gene tahun 1976. Istilah tersebut digunakan Dawkins untuk menjelaskan mengapa beberapa perilaku (dari perspektif evolusi) tampak tidak masuk akal, tetapi entah bagaimana ditemukan sangat umum dalam masyarakat.Â
Pengikut Darwin yang juga seorang ateis ini menukil istilah tersebut dari bahasa Yunani 'mimeme' atau hal yang ditiru. Namun jika kita mau menilik lebih jauh, awal 1900-an, seorang zoologis dan ahli biologi evolusi asal Jerman Richard Wolfgang Semon, juga telah menuis tentang mneme. Terinspirasi dari muse anak dewa memori bangsa Yunani Mnemosine.
Kita hari ini kemudian menyebut meme sebagai produk budaya berupa ide (bisa berupa teks, gambar, video pendek, GIF dll) yang menular melalui internet. Seperti dalam evolusi biologi, beberapa meme terkena seleksi alam internet dan hilang dari peredaran, beberapa diantaranya terus direplikasi dan berevolusi dalam waktu lama, seperti meme 'tuman'.
Syarat meme menyebar dan viral
Kembali pada Dawkins, meme harus memiliki minimal tiga faktor untuk mewabah:
- Copy-filedity, atau ide memungkinkan untuk diadaptasi, ditiru, dan dicopy oleh siapapun juga. Artinya, ide yang punya potensi jadi meme adalah yang bisa ditiru.
- Fecundity, Bukan hanya dicopy, fekunditas adalah masalah proses kecepatan ide tersebut dicopy. Bukan hanya ditiru, namun juga cepat dan gak ribet.
- Longevity, merupakan daya tahan ide dalam waktu.
Ketiga kriteria di atas dibutuhkan agar elemen budaya dapat menjadi meme. Dawkins juga memprediksikan meme yang paling potensial adalah meme yang menanggapi kebutuhan budaya tertentu atau yang khususnya selaras dengan keadaan kontemporer.Â
Dengan kata lain, menarik perhatian, menginspirasi rasa memiliki dan keterhubungan dengan orang yang berbagi dengan kita, dan mendorong kita untuk berbagi dengan orang lain. Secara sosiologis, meme potensial adalah yang mampu memantapkan dan memperkuat ikatan sosial dan solidaritas sosial.