"Om, Arza (8 bulan) itu sudah bisa saya bacakan cerita apa gak ya?" Pesan whatsapp yang saya terima pagi itu dari saudara mengingatkan beberapa pertanyaan yang saya dapatkan ketika mengisi kelas parenting di berbagai lembaga PAUD. Kebanyakan ibu-ibu muda yang tertarik dengan manfaat bercerita ke anak memiliki dua pertanyaan besar, kapan saya harus memulai cerita ke anak; dan bagaimana memulainya?
Waktu yang tepat untuk bercerita
Tahukah kita bahwa indera pendengaran manusia telah berkembang sejak dalam kandungan? Â Artinya tidak ada istilah terlalu dini untuk bercerita bagi anak-anak. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat kita mulai membaca untuk anak, maka semakin besar dampak positifnya bagi berbagai aspek perkembangannya.Â
Jika ada pertanyaan apakah bayi sudah mengerti dan paham atas pembicaraan kita? Jawabannya sangat sederhana, coba saja perhatikan bayi jika orang di sekitarnya sedang berbicara padanya, apakah mereka merespon? Tentu saja mereka tidak memahami arti setiap perkataan yang mengarah pada mereka, namun ritme bicara dan jenis suara yang berbeda akan membantu mereka untuk mengembangkan pendengarannya. Proses inilah yang meletakkan dasar untuk keterampilan mendengar kemudian hari.
Selain meletakkan pondasi keterampilan mendengarkan, kata-kata yang didengar bayi pada  minggu-minggu, bulan dan tahun pertama juga dikatakan baik bagi pengembangan kemampuan bahasa mereka nanti.Â
Penelitian menunjukkan kemampuan bahasa yang baik juga dapat membantu anak untuk menjadi lebih baik di sekolah. Lebih dari itu semua, bercerita kepada bayi dapat membangun kualitas hubungan anak-orangtua. Bayi dan anak-anak pada umumnya menyukai perhatian penuh (tidak terbagi) dari orangtua mereka, mengajak mereka berkomunikasi (cerita) dan memberinya pelukan disebut sebagai pondasi rasa aman dan kelekatan (attachment) antara bayi dan orangtua. Beberapa penelitian juga menyebut kualitas hubungan antara bayi-orangtua membangun rutinitas tidur bayi menjadi lebih baik.
Jadi, tidak masalah berapapun usia bayi Anda, bercerita memberikan manfaat bagi mereka dan tentunya bagi Anda juga.
Anda tidak harus mahir menuturkan cerita secara ekspresif atau bahkan membuat cerita untuk anak bayi Anda. Terdapat banyak hal yang bisa kita lakukan tentang aktivitas ini. Jika Anda tidak mampu bercerita tanpa teks (buku), maka ambillah buku cerita dan mulailah membacakan untuknya. Jika Anda kesulitan mendapatkan buku cerita, silahkan mencari di internet. Kalau opsi tersebut juga tidak memungkinkan karena gawai Anda tidak selalu terkoneksi internet, maka Anda bisa bercerita tentang kisah Anda sendiri. Cerita keseharian, waktu kecil, atau bahkan cita-cita masa depan Anda.
Apapun opsi yang Anda ambil, bercerita merupakan alat komunikasi yang paling fantastis untuk perkembangan anak kita. Buku lama Snow dan Ferguson berjudul talking to children (1977) merangkum banyak penelitian yang mengatakan bahwa apa yang diberikan orangtua saat bercerita dapat mendorong kemampuan bicara (conversation) dan membangun narasi bercerita anak-anak kita.
Mulailah dengan bermain
Bermain dan rutinitas anak merupakan dasar yang membentuk perkembangan bahasa anak. Ahli perkembangan anak Jarome Bruner dalam bukunya Actual Minds, Possible Worlds (1986) juga menyakini bahwa anak membangun kemampuan naratifnya melalui aktivitas bermain dan ritual keseharian seperti makan, minum, tidur dan lainnya. Itulah penting untuk memulai percakapan sedini mungkin untuk menjembatani perkembangan cara berpikir anak-anak kita.
Suatu ketika saya terkaget karena mendengar anak pertama saya (waktu itu berusia 2 tahun 5 bulan) mengoceh saat duduk di atas kloset untuk buang air besar.Â