[caption caption="Bercanda itu menyehatkan (sumber: sydneyfcinsider.wordpress.com)"][/caption]Jika ingin melatih bahasa anak Anda, sering-seringlah berbicara banter. Bagi Anda orang Jawa, mungkin bertanya: kok banter? Bukannya kita harus mendidik anak dengan penuh kasih dan kelembutan? Saya tidak sedang memprofokasi Anda untuk melakukan tindak kekerasan kepada anak-anak.
Memang dalam bahasa Jawa, banter dalam konteks komunikasi didefinisikan dengan menggunakan volume yang besar/keras dalam berbicara. Namun saya tidak dalam konteks berbicara istilah tersebut. Banter yang saya maksudkan adalah istilah dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai percakapan yang lucu dan tidak serius (Kamus Online Cambridge, 2015) yang diarahkan untuk candaan dan godaan tanpa maksud yang jahat (kamus Online Oxford, 2015). Jadi yang saya maksudkan adalah berbicara, bercada dan menggoda secara informal dan spontan untuk mengisi waktu senggang.
Banter merupakan isu yang sangat menarik dalam pengasuhan anak akhir-akhir ini. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa banter dapat memberikan manfaat bagi anak-anak. Misalnya penelitian yang dialakukan oleh Hart dan Risley pada tahun 2003 menemukan bahwa 86% – 96% kata-kata yang dikuasai oleh anak-anak usia dini berasal dari kosakata yang digunakan orang tua mereka. Mereka menyebut bahwa anak-anak bukan hanya menggunakan kata-kata identik dengan orang tua mereka, tetapi juga rata-rata jumlah kata yang digunakan, durasi percakapan mereka, dan juga pola bicara mereka sangat mirip dengan orang tua atau pengasuh mereka. Dalam eksperimennya mereka menemukan bahwa banter atau berbicara dengan bercanda secara informal dengan anak dapat memperluas pengetahuan dan keterampilan kosakata anak dan memiliki efek jangka panjang pada kinerja anak di kemudian hari. Berikut ini saya uraikan manfaat banter pada anak:
Memperkaya kosakata anak
Banter adalah salah satu cara yang bagus untuk membangun lingkungan yang kaya bahasa pada anak usia dini. Berbicara tentang tetangga, profesi, cuaca, rencana liburan, hal-hal lucu yang pernah Anda lewatkan, cerita tentang leluhur, bangunan jalan, taman, hewan peliharaan dan lainnya akan meningkatkan kemampuan bahasa anak Anda.
Mengembangkan intelektual anak
Coba goda anak Anda dengan aktivitas yang Anda lakukan dalam hari itu. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan problem-problem yang Anda lewati. Tentu harus dibingkai dengan bahasa anak. Misalnya berbicara tentang kemacetan dan pulang terlambat, Anda bisa bertanya pada mereka: “pasti kamu barusan nunggu ayah sampai nagis kan?” atau “tau gak, ayah tadi naik bus yang penumpangnya meluber sampai halaman rumah..”. Pertanyaan penuh canda akan memantik rasa ingin tahu anak dan kemudian menstimulasi imajinasinya. Beberapa contoh tema lainnya seperti tema tentang hujan dan genteng bocor, bercanda tentang bagaimana gerakan tergesa-gesa kita saat menyelamatkan cucian dari hujan, dan masalah ringan lainnya. Selain masalah-masalah ringan keseharian, ceritakan juga pengalaman Anda saat Anda melihat kereta api, pesawat terbang, truk besar, bis yang penuh dengan penumpang, rasa masa jeruk, rasa manis mangga, rasa lezat masakan dan lainnya.
Coba tanyakan kepada mereka, apa kira-kira solusi yang mereka miliki tentang masalah kita. Coba juga tanyakan keinginan mereka tentang rasa-rasa makanan yang ingin mereka rasakan. Mempertanyakan kembali adalah pelibatan pengalaman dan pengetahuan kita pada ranah kognitif mereka. Hal tersebut juga sekaligus juga sebagai bentuk rehearsal (pengulangan) bagi mereka. Karena hanya satu prinsip yang secara ilmiah mampu membawa informasi ke dalam memori jangka panjang, yaitu pengulangan. Informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang kemudian menjadi basis pengetahuan yang mengembangkan intelektual anak kita.
[caption caption="Aksi anak mengikuti canda"]
Menjaga kegembiraan dan membentuk coping
Mengapa banter merupakan hal yang mudah sekaligus murah untuk anak kita? Kegembiraan adalah kata kuncinya. Berbicara spontan dan penuh canda lawakan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak kita. Perasaan rileks akan membawa informasi lebih cepat dikoding (encode) oleh otak kita. Itulah mengapa banter memiliki sisi yang tidak dimiliki metode lainnya, karena banter melibatkan spontanitas, faktual dan juga penuh canda.