Mohon tunggu...
Akhmad Maulana
Akhmad Maulana Mohon Tunggu... Guru - Freelancer

Pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Kerakyatan untuk Kesejahteraan Kutai Kartanegara

14 Juni 2017   15:40 Diperbarui: 14 Juni 2017   15:43 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi sebuah wacana baru yang sangat menjadi perhatian manakala kini Indonesia diberikan sebuah tantangan dalam menghadapi momentum besar ini. Masuknya pihak asing secara bebas di bumi Indonesia dapat menjadi sebuah pertanda positif dan negatif. Kini Indonesia mulai merasakan dampaknya hingga jatuhnya nilai tukar rupiah. Akibat hal tersebut, banyak para konsumen mengeluhkan mahalnya harga barang di Indonesia. Para pelaku industri pun tentu melakukan effisiensi dalam produksi produk lalu menekan harga jual sehingga dapat menurunkan daya beli masyarakat. Efek ini sangat berdampak dominan dan semakin terasa bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Tentu menjadi sebuah catatan penting era MEA kini menjajah Indonesia secara perlahan.

Sumber daya alam Indonesia yang memikat selalu menjadi perbincangan investor luar negeri. Bahkan fakta membuktikan untuk wilayah Kutai Kartanegara itu sendiri dunia pertambangan dan migas merupakan lahan utama yang membuat asing tergiur. Kutai Kartanegara pernah menjadi "cap"sebuah kabupaten yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar di bumi Kalimantan Timur. Bagaimana tidak? Selama kurun waktu 2007--2010, penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar untuk Provinsi Kalimantan Timur adalah Kutai Kartanegara, Bontang, Kutai Timur, Balikpapan, dan Samarinda. Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan penyumbang PDRB Kaltim tertinggi dengan rata-rata mencapai 33,88%. Maka, Kutai Kartanegara begitu penting bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur. 

Namun, kini Kutai Kartanegara mengalami penurunan yang cukup drastis dari sisi ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kutai Kartanegara untuk tahun 2010-2015 menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kutai Kartanegara melambat bahkan menurun dari semula pada tahun 2011 sebesar 1,52 persen menjadi -7,64 persen di tahun 2015. Kutai Kartanegara masih sangat bergantung pada potensi sumber daya alam (SDA) yang tidak bisa diperbaharui. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh produksi pertambangan yang menurun. Data Dinas Pertambangan Kutai Kartanegara menyebutkan total produksi batubara menurun sebesar 23,3 persen dari tahun sebelumnya sehingga tahun 2015 hanya mencapai 60,77 juta ton. Sebab, komoditi batubara mengalami penurunan di pasar global.

Kutai Kartanegara kini harus mencari solusi terbaik untuk menopang perekonomian daerah sehingga tidak lagi bergantung pada sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan untuk memperbaiki ekonomi Kutai Kartanegara agar dalam rangka menuju era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Kutai Kartanegara dapat lebih baik secara ekonomi demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Beberapa diantaranya yaitu:

  • Mendorong potensi perikanan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini dilihat dari potensi perairan di Kutai Kartanegara sangat relevan. Data statistik menyebutkan bahwa ada keberadaan pantai sepanjang 187,5 km, perairan laut kurang lebih 1.312,5 km persegi dan perairan umum kurang lebih 79.228,15 ha (danau 19.217 ha, sungai 22.302,15 ha, rawa 37.661 ha, waduk 48 ha) dan embung 175 ha (lahan galian eks batu bara) dan Mina padi (INMINDI).
  • Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara hendaknya memberikan dukungan kepada perkebunan rakyat berupa fasilitas perawatan dan distribusi pemasaran hasil panen. Sebab, peran perkebunan rakyat misalnya seperti total produksi perkebunan sawit masih cukup kecil yaitu sekitar 14,99 persen dan sisanya 85,01 persen berasal dari perkebunan besar.
  • Membangun infrastruktur tepat guna untuk menopang distribusi hasil potensi daerah. Hal ini dirasa sangat penting, agar Kutai Kartanegara yang memiliki 18 Kecamatan dan 237 desa/kelurahan saling terhubung dengan baik. Sehingga pola-pola kegiatan ekonomi baik itu produksi, konsumsi bahkan distribusi dapat terlaksana dengan baik. Pemerintah Daerah bersama Dinas terkait lainnya pun akan dengan mudah melihat realitas ekonomi secara langsung ditengah-tengah masyarakat Kutai Kartanegara. Agar setiap permasalahan ekonomi masyarakat dapat terkontrol sehingga terarah dengan baik untuk kemajuan daerah Kutai Kartanegara.

Kutai Kartanegara harus menerapkan ekonomi kerakyatan sebagai sebuah solusi memajukan ekonomi, dimana setiap pelaksanaan kegiatan, pengawasannya dan hasil kegiatan ekonomi dapat dinikmati oleh masyarakat. Setiap kegiatan ekonomi tentu membutuhkan kebijakan yang tepat agar dapat dikelola dengan baik. Peran segala pihak sangat dibutuhkan, terutama bagi masyarakat Kutai Kartanegara. Saat ini pola pikir tentang ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui harus ditinggalkan. 

Dengan mewujudkan ekonomi kerakyatan, Kutai Kartanegara dapat menegaskan jati diri sebagai daerah yang memiliki potensi besar dan berciri khas. Sehingga dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia dapat dikenal karena salah satu daerahnya yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki ekonomi kerakyatan yaitu perikanan dan perkebunan rakyat dengan kualitas yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun