Yogyakarta - Tim PKM-RSH UMY melakukan kunjungan penelitian ke kantor PT. JogjaKita Multi Andalan sebagai developer aplikasi JogjaKita untuk menggandeng pihak swasta dalam digitalisasi UMKM. Pada kesempatan kali ini tim PKM-RSH UMY melakukan penelitian mengenai kolaborasi antara pemerintah dan swasta sebagai upaya revitalisasi UMKM berbasis digital dalam membentuk ekonomi digital.
Aplikasi JogjaKita sebagai aksi nyata yang menjadi media warga Jogja untuk berekspresi dan saling menginspirasi, dengan semangat Tunjukkan Istimewamu. JogjaKita merupakan aplikasi berbasis layanan On Demand terlengkap yang didukung dengan fasilitas media sharing, kamu bisa beraktivitas sekaligus membagikan hal-hal istimewa di sekitarmu dalam satu waktu. Dengan adanya aplikasi JogjaKita akan menambah identitas baru sebagai aplikasi lokal daerah dan dapat membuka peluang pekerjaan baru untuk masyarakat Jogja tumbuh dan berkembang.
Penelitian tersebut dikarenakan masih banyaknya UMKM di DIY yang bersifat konvensional dengan cara berjualan hanya diam di tempat usahanya yang mengakibatkan banyaknya omzet UMKM yang menurun. Kemudian, juga adanya penjualan dalam bentuk platform digital yang memudahkan mengakibatkan UMKM yang konvensional kalah saing yang mana minimnya pembeli yang ingin langsung ke toko atau pasar sehingga penjual UMKM yang tidak melek teknologi akan tertinggal. Permasalahan tersebut membuat kegelisahan banyak pelaku UMKM di DIY yang memerlukan solusi baru agar masyarakat mengalami peningkatan omzet penjualan dan kesejahteraan untuk mereka.
"Kenapa harus UMKM? Karena khususnya banyak sekali misalkan usaha-usaha rumahan yang mereka itu sebenarnya bisa berbuat banyak tetapi tidak tahu bagaimana promosinya. Kita juga mengedukasi mereka untuk menggunakan aplikasinya karena mereka tidak bisa dan rata rata adalah orang tua." Ujar Siqma dalam wawancara pada Kamis (14/09).
Dalam mendorong UMKM digital di DIY terdapat tantangan yang harus diatasi agar tercapainya tujuan yang optimal. Sebenarnya tantangan itu dari pelaku UMKM nya sendiri yang cenderung gagap teknologi yang akhirnya perlunya upaya pelatihan agar dapat beradaptasi dengan teknologi. Kemudian, juga dari pelaku UMKM cenderung nyaman dengan kondisi transaksi secara langsung untuk menghindari penipuan.
"Tantangan yang paling besar yaitu dari pelaku UMKMnya. Yang pertama, secara teknologi tidak terlalu aware. Kedua, mereka sudah nyaman dengan kondisi yang ada. Misalnya, orang-orang lebih nyaman dengan pembelian secara langsung karena takut dengan adanya penipuan-penipuan." Ujar Siqma dalam wawancara pada Kamis (14/09)
Adapun mahasiswa dari tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Humaniora (PKM-RSH) Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IP UMY) terdiri dari Sindy Widyasari, Akhmad Kurniawan, Fadia Azzahra, Sayidah Ummul Solihah, dan Ghazian Avryllio Iskandar dibawah bimbingan dosen Bapak Awang Darumurti, S.IP., M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H