Dalam sejarah perhelatan Olimpiade, Tim Indonesia meraih paling banyak 2emas di Barcelona melalui cabang Bulutangkis. Hasilini sudah diduga, bahkan seharusnyabisamendapatkanlebih dari 2 keping emas, sebab saat itu generasi emas bulutangkis Indonesia sedang hebat-hebatnya setelah hebat di era Rudi Hartono. Hampir semuanomor perseorangan terdapatpemain Indonesia yang disegani. Tunggal Putra, selalu didominasi nama-namaArdi BW, Alan BK, Joko Suprianto dst. Era keemasan Tunggal putrakemudian dilanjutkan dengan nama-nama Haryanto Arbi dan Taufik Hidayatyangmasih bertahanhingga kini.
Sektor tunggal putri hampir selalu adanamaSusi Susanti, dan setelahitu adanamaMia Audina. Akan tetapi,regenarasi tunggal putri seakan berhenti setelahitu. Sedangkan di Ganda Putra, Ganda Putri maupunGanda Campuran padatahun 1992 berimbanglahdengan kekuatan negaralain.Bahkan untuk sektor GandaPutra kemudian muncul nama Ricky Subagja dan Rexi Mainaki yangdalam beberapa tahun mendominasi sektorgandaputrabulutangkisdunia.
Era 1992 di Barcelona sayapikir tak berlebihan bahwapeluang mendapatkan medali emas lebih dari dua sangat mungkin. Perkarakemudian hasilnyaadalahdua kepingsaja, itulahpertandinganataukompetisi yang memungkinkan menang atau kalah. Mungkin yangpatut dicatat, mengapa erakejayaan 1992 belum kembalilagi. Bahkan Gandaputra terbaik Indonesia saatini yangpadaOlimpiade terakhir menyumbang emas, taklolos ke Olimpiade. Adakahperhatian atau sistem pembinaan yangkurangserius dalam memperhatikanolahraga ini?
Sekedaringatan, tahun 1988padaOlimpiade Seoul, Indonesiameraihmedali pertama satu perakdari cabang Panahan. Inilahkiranyakemudian yang membangkitkanoptimisme luar biasaempat tahun kemudian, terlebihlagi Bulutangkispertama kalidipertandingkan di Olimpiade. Pada Olimpiade Atalanta 1996dan seterusnya, tradisiemasmasih terjaga, dan ini jugaditambahcabangAngka Besiyangikutmenyumbangkan medali. Namun, apapun dikatakan, CabangBulutangkislahharapan utamauntuk meraih emas.
Melihatperforma diPiala Thomas dan Uberyangbarulalu, adarasa pesimis, bahwatradisiemas apakahmasihbisaberlanjut? Apalagi mengharapkanperolehan dari cabanglain, rasanya kontingen Indonesiarata-rata berfikirrealistis di tengahkompetisi level tertinggi seperti Olimpiade.
Sikap realistis tentu sah-sahdan wajar, akan tetapibukan berarti kalah sebelum bertanding. Hematsaya dengan komposisi pas-pasan sekalipun bisaadafaktortak terduga yang bisamenjadikan tradisi emas tetap berlanjut di Olimpiade, bahkanhematsaya mengacupada era 1992, peluangmendapat 4 emas tetap terbuka. Sektor Tunggal Putra, GandaPutra, Ganda Campuran dan dariangkat besi dan cabang-cabanglain. Lebihdari empat emas jugamasihmungkin, wongpertandinganbelum dimulaiharus berharap baik.Mumpungbulan Puasa, semangatspiritualitasitutinggi, jadijanganmenyerah.
Danlebihpentingdari itu, pekerjaan Rumahadalahmemberiperhatian yang seriuskembali padaOlahragaBulutangkis untukkembalidipopulerkan disetiapdaerah. Tidak seperti Sepak Bola, Basket, Futsal atau Volley ball, Tinjuyangmemang secarakomersial cukupmenarik sponsor danpemodal, seharusnyaBulutangkis juga tetap dijagapopularitasnya.
Langkah sederhanaadalahmembangun sarana olahragabulutangkis ditiap Desa, dimanatempattersebut bisa juga difungsikan untuk aula pertemuanwarga. Setelahitu sosialisasicarabermain danpembinaan yang benar dengan kompetisi berjenjang yang InsyaAllahakanmelahirkanpemain berkelas. Janganlupa pengenalandi sekolah dasarhinggamenengah dengan adanya saranalapangan bulutangkis dan kompetisi rutin antar sekolah.Dengan bantuan tekhnologi Informasi sosialisasi inibukanlahhalsulitsaatini, hanyasajamemangolahragaini kalahpopuler, khususnya di sekolah-sekolah SDhinggaMenengah sebagaiolahragayang bisamendatangkanprestasi sekaligusuang.
Jangan dilupakan jugamempopulerkankembaliolehragapencak silatdanpermainan-permainantradisional anak Indonesia...(InsyaAllahkapan-kapan akan sayatulislagi tentangini).
Kembalikeperhelatan Olimpiadeyang sebentarlagidimulai, targetkanlah minimal empat emas, berusaha, berdoa dan jagakekompakan.Mudah-mudahanada kejutan-kejutan yang membahagiakan publikolahraga Indonesiadi Olimpiade.
Wallahu ‘alam Bisshowab
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI