Mohon tunggu...
Akhmad Khoirul Fahmi
Akhmad Khoirul Fahmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar, pengelola Pondok Pesantren, suka menulis. Saat ini fokus ke sejarah ulama-ulama, manajemen pesantren dan lingkungan hidup

Bismillahirrohmanirrohim....Alhamdulillah........La Khaula wala quwwata illa billah

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia dan Karakter Masyarakat

25 September 2012   03:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:46 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Oleh: AK Fahmi

Keunikanmanusia sebenarnyabukanlahterletakpadakemampuanberpikirnya melainkanterletak padakemampuannyaberbahasa. Ernst Cassirer menyebutmanusia sebagai Animal Symbolicum, mahlukyang mempergunakan symbol, yangsecara genericmempunyaicakupanyanglebihluas daripadaHomo Sapiens yaknimakhlukyangberpikir, sebabdalamkegiatan berpikirnyamanusia mempergunakan simbol. (Sumantri, 1984:171).

Denganmemilikibahasamanusia mampu berpikir secarasistematisdan teratur, dan tanpabahasa manusiatakmungkin mengembangkankebudayaannya, sebabfungsibahasa juga berfungsi meneruskan nilai-nilai budaya generasidari generasi yang satu kepadayang lainnya, simpul Aldous Huxley, “tanpabahasa, manusia tak berbeda dengan anjingataumonyet”. (Sumantri, 1984).

Huxley juga menuturkan,”mungkin saja terdapat genius diantaraparagorilla”, akantetapidikarenakan merekatidak memilikibahasa dengansimbol-simbol yangrumit, makabuahpikiran dan penemuan genius tidaktercatat danmenghilangbegitu saja. Bahasa yang dimaksud tentu adalahbahasayangmampu mengkomunikasikantigahal, yaknibuah pikiran, perasaandan sikap. Kneller menyebutkan sebagaifungsi simbolik, emotifdan afektif. Sebabjikapersoalanbahasahanya sekedarsebagai alatpertukaranlambangdancaraberinteraksi, semuahewanjugamemilikibahasa. Bahasauntuk melestarikan dan mengembangkan suatu kebudayaan,tentubahasa yangmampu digunakan untukberkomunikasidan jugaefektifdalam kegiatan ilmiah.(Sumantri, 1984)

Bahasa Indonesia: BahasaBudayaataukahSekedar BahasaPergaulan

Terdapat sebuahfenomena unik, ataumungkindisebut anehdalamUjian Nasional setingkatSMP dan SMU beberapatahunlalu ketikatingkatkesulitan soal-soal ujian belumditurunkan sepertidua tahun terakhir. Ternyatanilai penyebabketidaklulusan berasaldari BahasaIndonesia. Bahkan beberapamuridyang juaraOlimpiade pelajartidaklulus. Adakahhalyang salahdalampembelajaranbahasa Indonesia?

Faktayanglain seperti yang disampaikan Taufik Ismail, “berapajumlahbukusastra yangtelahdibacakalanganpelajar di Indonesia?.” Jawabannyasangatmenyedihkan. Padahalperanbuku sastradalammembentukbudayaberbahasayangbaik sangatpentingdalam pertumbuhan sebuahbangsa. Hal initentu tidakterjadi sebagaimanapelajar-pelajardi Jepang, ASdan EropaBarat, Kebiasaan melahapbukusastrasudahmerupakankebutuhan.

Fenomena yanglain, mengapa iklimdemokrasipolitikyang gegapgempita dan dengan biayasangatbesar, hanyamelahirkan aturanlegislasi yang semakin sedikit, danaturantersebut kemudian dilanggarolehmasyarakat, ataupunbanyakaturanperundangandiupayakan judicialreview keMahkamah Konstitusi. Apakahdi DPRkurangorangpintar sehingga pembuatanundang-undanglaksanapekerjaaan proyek pengentasan pengangguran? Cobadibandingkanproduk legislatif tersebut denganprodukundang-undang pada awal-awal kemerdekaan?

Mohon maaf, ada pegawai di daerah kebetulansangatpaham logikahukumdan aturan perundangan, ketikamelihatberbagai aturan tumpang tindihberkomentar, “Apa ketika membuat aturan sembari berak, kok aturannyamembuatorang dibawahbingung dan sebentar-sebentarberubah?”.Harus diakuidalam bahasahukum, bahasaIndonesiadirasakankurangtegasdibandingkanbahasaInggrisataubahasaArab, sehinggakemungkinanmakna bisa diplintir kesana kemari. Sebab dalam keduabahasatersebut, merupakanbahasayang telahlamadibakukandan digunakan di seluruh dunia.

Namundalam halinibukan berarti bahasaIndonesia tidakmemilikikeunggulan, Sebabsebagaibahasakomunikasi, sesungguhnyasaatinibahasaIndonesia sedang berkembang menjadibahasatutur yang mampumenyerap kosakatabahasalain dengan cepat. Denganfleksibilitasmenyerapunsur-unsur asing tersebut menjadikanbahasainidapatcepat dimengerti kalangan masyarakatlaindalambudayaglobal seperti saatini. Terlebihlagisaatbudayapop menjamur danmenjadigejaladi berbagaibelahanbumi. Hanyasaja fungsinya sekedarbahasapergaulan, atau bahkanbahasapasar, dimanaakan kurangmenunjukkanwatakataukharakter wargapenutur aslinya.

Pendidikan Kharakter dan Pendidikan Berbahasa

Salah satuprestasiterbesarnationsIndonesiaadalahBahasa Indonesia, dimanabahasainisesungguhnyapenetapanbahasa secarapolitik. Kononceritanya, mengapaBahasa melayu yangditetapkan sebagaibahasapersatuan padaKongresPemudaII tahun 1928, bukan BahasaJawa sebagaibahasapenuturterbanyaksaatitu, dikarenakanbahasainisudahmenjadibahasapergaulan (lingua franca) di berbagaipelabuhan-pelabuhan di beberapakesultanan diNusantara. Initentumenunjukkanfungsiterbesaradalahbahasakomunikasiataubahasapergaulan.

Akan tetapi, jikakitacermati beberapa peradabanmasyarakatyanglebih majudalampenataan systempolitiknya, tentumembangun aspekbahasa sangatdiperhatikan olehmasyarakatpenuturnya. Denganhaliniakanmelahirkansuatudisiplinberfikir danbersikap.

Coba peerhatikanfrase sederhana semacamini, “Saya akan pergi keJakarta nanti malam dengankeretaapi”. Bisakah katayangmengandung S-P-O-K ini dirubah dengan kata, “saya keJakarta pakekereta nantimalam.” Cobakalaukalimattersebutdiinggriskan, “ I Will go to Jakarta tonight by thetrain”. Kalimat ini berubah, “I go to Jakarta tonight bythe train. Dimanakah kalimat will be dipaksakan untukditambah? Walaupunkatatonightjugasudah menyatakanbentuk waktuakan.

Dalam beberapa kata denganmengandungpenafsiranberbeda-bedajugaterdapatdalambahasaIndonesia, sepertikata“tahu”, yangbisaberartimengetahui (to know) atauTahu (tofu), sejenismakanan. Tentudaftar kataatauistilah-istilahlainyang perlu dijelaskan secarategasberikutcarapenulisannyamasihbanyakyangharusdilakukan. Terlebihlagi jikauntuk kepentinganbahasahukum yang secarajelasperlu ketegasan maknaterhadapistilah. Dalam UUD1945 sekalipun, apakahyang dimaksudKetuhanan,apakah yang dimaksudkebebasan beribadah menurutagamadankepercayaannyamasing-masing, apakah yang dimaksudperekonomiandisusun atasusaha bersamadalam rasakekeluargaan danapakahyang dimaksud fakir miskindananak-anak terlantardipeliharaolehnegara.Tentu tafsirpenjelasnyaharusmelihat suasanabatin saaatpembuatanUUD 1945berlangsung.

Namunyang terpentingjustru, bagaiamnakahagaraturan perundanganmampu dipahami dengan baikdantidak diplintir kesana kemari olehberbagaikepentingan, sebagaimanapemahaman ketuhanandiartikanbanyaktuhan, kebebasan beribadah diartikan bebasjugatidakberibadah,kekeluargaan berarti mengutamakankeluarga dan kerabatnyadanmemeliharadiartikanmelestarikan. Silakantengok lagijikaaturan-aturan tersebutsudahmerupakanaturan yanglebihdetail, sebagaimanaundang-undang, Perpu hinggaPerdes.

Tentudalamhalperundangan,saatinimemilikiMahkamah Konstitusi dimanakeputusannyabersifatfinalatastafsir berbagai aturan yang ada. Halini patutdisyukuri sebabhalinibisaikutmenciptakan kepastian hukum di Indonesia. Akantetapidalampembangunan budayaberbahasatidaklah cukup dengan mengadakan suatulembagakenegaraan tertentu.

Terlebihlagijika bahasaIndonesiasudahtidak lagidigunakandalambahasaformal kenegaraanoleh parapejabat,bahasaIndonesiadianggaptidaklayaksebagaibahasaresmikenegaraanolehpejabatasing. Bung Hatta saat penandantangan KMBdihadapanRatuJuliana menggunakanbahasaIndonesia yang saatitutentumasihlebih sederhanadibandingkan sekarang. BukanberartiBung Hatta tidakpandai bahasaBelanda ataubahasaInggris. Akan tetapibahasamenunjukkanbangsa.

Olehkarenaitu sangat penting jugakurikulumpendidikankharaktermemperhatikanaspekpengembanganbahasaIndonesiayangbaik dankemampuanberbahasa Indonesiadengan pengkayaanpadaaspekkosakata danmakna yang luas sehinggaselain sebagaibahasaresmi kenegaraan , bahasapergaulanjugadapatmenjadibahasailmiahdanilmupengetahuan. Perlu dilakukan secara serius pendidikansastradan tulismenulis denganberbahasaIndonesiayangbaik seacrasistematis, massif dan terus menerusa,bukansekedarmengenalbahasadan strukturkalimat.

Darihalini mudah-mudahanakanmenunjukkan suatucitarasabahasayangtegas, disiplin dalamberfikirdan santun dalam berbudaya. Bukan sesuatu yang tidakmungkin. Katakuncinya membaca danmenulis, sebabproses berbahasa bagi setiapindividu jugahal yang terusberubah secaradinamis. Terlebih lagidi era tekhnologiinformasiseperti saatini, sekalilagiperlu pendidikan berbahasaIndonesiayanglebihbaik.

Wallahu alam Bisshowab

PENULIS

AK FAHMI

Dosen STIE PutraBangsaKebumen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun