Mohon tunggu...
AKHMADI
AKHMADI Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 44 Jakarta

Guru Pendidikan Pancasila bertugas di SMPN 44 Jakarta, Ketua MGMP Wilayah 1 Kota Administrasi Jakarta Timur, Komite SMKN 1 Cikarang Barat, Konsultan Hukum, CGP Angkatan 10, bisnis, hobbi menulis tentang dunia pendidikan, politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya. beberapa tulisan tertuang dalam https://www.kompasiana.com/akhmadi23750, https://akhmadijpr.com/, https://akhmadiblog.blogspot.com/, https://www.facebook.com/akhmadijpr.akhmadijpr/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 9

7 September 2024   22:52 Diperbarui: 7 September 2024   23:03 2496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan diawali dengan:

  • Mulai dari Diri - Modul 3.2 dengan Tujuan Pembelajaran Khusus:  Mengingat kembali faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Pada sesi ini, CGP diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal  tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dan bisa memetakan aset berbasis kekuatannya baik pada diri sendiri maupun sekolah dalam pengelolaan sumber daya sekolah.
  • Eksplorasi Konsep - Modul 3.2

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  • CGP dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah.
  • CGP dapat membedakan pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah.
  • CGP memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD).
  • CGP dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki lingkungan sekolahnya.

Pada Eksplorasi Konsep terdapat pertanyaan pemantik yaitu :

Menganalisis sekolah sebagai ekosistem membantu kita memahami berbagai elemen yang berperan dalam proses pendidikan dan bagaimana mengelolanya secara efektif.

1. Faktor-Faktor Biotik dan Abiotik dalam Ekosistem Sekolah

  • Faktor Biotik:

Siswa:Individu yang terlibat dalam proses pembelajaran dan berkontribusi pada dinamika sosial sekolah.

Guru dan Staf Pengajar: Mereka yang memberikan pengajaran, bimbingan, dan dukungan untuk perkembangan siswa.

Kepala Sekolah: Pemimpin yang mengarahkan visi dan kebijakan sekolah.

Orang Tua dan Komunitas: Pihak yang berperan dalam mendukung dan terlibat dalam kegiatan sekolah.

Staf Administrasi: Mereka yang mendukung operasional sehari-hari sekolah.

  • Faktor Abiotik:

Fasilitas Fisik: Ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan ruang olahraga.

Peralatan dan Teknologi: Komputer, perangkat keras, perangkat lunak, dan alat bantu pembelajaran.

Sumber Daya Finansial: Anggaran dan dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan dan kebutuhan sekolah.

Lingkungan Sekitar: Lanskap, kebun, dan fasilitas luar yang dapat digunakan untuk pembelajaran luar ruang atau kegiatan lainnya.

2. Peran Kepala Sekolah dalam Mengelola Ekosistem Sekolah

Visi dan Kepemimpinan: Menetapkan visi yang jelas dan tujuan strategis untuk sekolah, serta memimpin dengan memberikan arahan dan inspirasi kepada seluruh anggota komunitas sekolah.

Koordinasi dan Kolaborasi: Mengelola hubungan antara berbagai komponen ekosistem sekolah, seperti guru, siswa, orang tua, dan komunitas, untuk memastikan kerja sama yang efektif.

Pengelolaan Sumber Daya: Mengalokasikan sumber daya fisik, finansial, dan manusia secara efisien untuk mendukung proses pembelajaran dan kebutuhan sekolah.

Inovasi dan Adaptasi: Memperkenalkan metode dan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengadaptasi perubahan dalam kebutuhan siswa dan masyarakat.

Evaluasi dan Penyesuaian: Memantau dan mengevaluasi efektivitas kebijakan dan praktek, serta melakukan penyesuaian berdasarkan umpan balik dan hasil evaluasi.

3. Kemampuan yang Harus Dimiliki oleh Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Ekosistem Sekolah

Kemampuan Kepemimpinan dan Manajerial: Kemampuan untuk memimpin, mengelola, dan memotivasi tim, serta mengelola operasional sekolah secara efisien.

Kemampuan Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan semua pemangku kepentingan, termasuk siswa, guru, orang tua, dan komunitas.

  • Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  • CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya.
  • CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya.

Jawaban Studi Kasus 1: 

Saya melihat kasus Ibu Lilin mencerminkan dinamika yang sering terjadi di sekolah-sekolah yang mengalami perubahan signifikan dalam komposisi siswa, terutama dalam  penerapan kebijakan PPDB Zonasi. Perubahan ini menyebabkan sekolah yang dulunya memiliki siswa dengan karakteristik homogen (berprestasi tinggi dan patuh) kini harus menghadapi keragaman karakter, tingkat akademik, dan kebutuhan pendidikan yang lebih luas. Konflik antara Ibu Lilin dan murid-muridnya menunjukkan adanya celah dalam komunikasi dan hubungan interpersonal di kelas. Sebagai Kepala Sekolah, penting untuk tidak hanya menangani kasus ini secara cepat yaitu:

1. Mengevaluasi dan Pengembangan Profesional:

Menyediakan pelatihan bagi Ibu Lilin dan guru lainnya tentang metode pembelajaran yang diferensiatif dan mengakomodir kebutuhan murid.

2. Meningkatkan Partisipasi Siswa:

Mendorong Ibu Lilin untuk menerapkan strategi yang melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa merasa memiliki kendali dan tanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri.

Jawaban Studi Kasus 2: 

Sikap Pak Pupur yang merasa sedih ketika direkomendasikan untuk mengikuti seleksi calon pengawas sekolah menunjukkan bahwa ada aspek emosional dan personal yang mungkin belum dipahami atau diperhitungkan oleh Kepala Sekolah dan rekan-rekannya.  Pak Pupur tampaknya sangat terikat secara emosional dengan murid-muridnya. Ia melihat dirinya sebagai pendidik yang bukan hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan merawat siswa seperti anak sendiri.

Sebagai Kepala Sekolah, langkah pertama adalah  :

Mengadakan percakapan yang jujur dan terbuka dengan Pak Pupur untuk memahami perasaan dan pikirannya secara mendalam, menanyakan apa yang membuatnya merasa sedih.

Menawarkan beberapa pilihan, Jika Pak Pupur merasa lebih sebagai guru, mungkin ia bisa tetap dalam peran tersebut dengan tanggung jawab tambahan, seperti membimbing guru-guru lain atau menjadi mentor di sekolah.

Ruang Kolaborasi Modul 3.2

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif. Pada kegiatan ini dibagi kelompok yang anggotanya antara 3-4 peserta. Dipandu oleh Fasilitator yaitu Bapak Sujimin. Diskusi yang sangat menarik karen saya mendapatkan anggota dalam 1 tim dengan satuan pendidikan TK, SD dan SMP sehingga dapat sharing pengalaman sekolah masing masing, keesokan harinya kami menyampaikan paparan/Presentasi, terjadi diskudi yang sangat menarik.

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN INDIVIDU KE-4

DI SMP NEGERI 44 JAKARTA

Senin 19 Agustus 2024 pendampingan individu ke-4 dilaksanakan di SMP Negeri 44 Jakarta hadir mengajar praktek Ibu Wahidah Purwaningsih.  dalam pendampingan individu keempat ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya kegiatan pra observasi,  observasi dan pasca observasi.  

Pra Observasi :

saya sebagai cgp yang di observasi menyiapkan modul ajar yang berdiferensiasi terintegrasi dengan KSE.  pada kegiatan pra observasi ada beberapa pertanyaan diantaranya tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan,  pembelajaran berdiferensiasi Apa yang dilakukan apakah konten proses atau produk.  kemudian Kompetensi sosial emosional yang akan dikembangkan.  saya menyampaikan bahwa Di dalam Modul pembelajaran berdiferensi yang saya buat telah meliputi konten proses dan produk.  sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi  Saya membuat pemetaan di dalam grup WhatsApp kelas yang isinya adalah pertama siswa yang menyenangi pola pembajak pembelajaran dengan cara melihat gambar grafik dan seterusnya  hal ini disebut pola pembelajaran dengan Visual,  kedua siswa yang menyenangi pola pembelajaran dengan cara melihat dan mendengarkan biasanya diberikan Link YouTube dan seterusnya  hal ini disebut pola auditory,  yang ketiga adalah siswa yang menyukai pembelajaran dengan cara untuk kerja wawancara membuat proyek hal ini disebut gaya belajar kinestetik.  dalam pelaksanaan KSE di dalam Modul telah berbunyi diantaranya sebelum memulai pembelajaran dipimpin dengan doa,  penanganan peserta didik yang hadir dan berhalangan hadir,  menanyakan keadaan siswa  tentang keadaannya,  kesiapan di dalam mengikuti pembelajaran  hal ini masuk di dalam Kesadaran diri.

Pelaksanaan Observasi :

dalam pelaksanaan observasi di jam pertama saya memilih kelas 8d Sesuai dengan jadwal yang ada kurang lebih dimulai dari jam 08 30.  kegiatan awal berdoa,  presentasi siswa,  menanyakan tentang keadaannya dan kesiapan dalam belajar.  kemudian saya tayangkan presentasi tentang kesepakatan kelas diantaranya,  bijak menggunakan HP,  saling menghormati,  izin ketika keluar ruangan,  sopan dan santun serta tertib.  kemudian saya menampilkan sebuah gambar yang berisi tentang salat berjamaah,  gambar kedua seorang anak yang sedang bersalaman dengan orang tuanya dan gambar ketiga seorang anak yang telah yang memberikan sedekah kepada orang tua.  hal ini bagian dari apersepsi di awal pembelajaran. Dari gambar tersebut dikeluarkan kepada anak-anak  untuk mendapatkan suatu arti dari gambar tersebut serempak anak-anak menjawab bahwa gambar tersebut terkait dengan sila-sila Pancasila.

Kemudian peserta didik secara berkelompok sesuai dengan gaya belajarnya terdiri dari kelompok 1 2 dan 3 dengan diberikan lkpd sesuai dengan kategori tersebut dan saya jelaskan cara mengerjakannya hingga durasi waktu agar diselesaikan.  kurang lebih 30 menit peserta didik menyelesaikan dan presentasi terhadap hasil diskusi dalam kelompoknya.  ketika berdiskusi ada satu sampai dua kelompok lain untuk menanggapi. Terkadang saya harus memberikan penguatan terhadap hal-hal yang dirasakan masih samar atau tidak atau belum dimengerti oleh peserta didik.  perwakilan kelompok 1 2 dan 3 maju secara bergantian dan alhamdulillah terjadi diskusi yang menarik sehingga suasana kelas menjadi hidup.

Di akhir pertemuan saya mengajak siswa untuk menyimpulkan bersama-sama tentang materi yang kita pelajari pada hari tersebut perwakilan dari peserta didik menyampaikan kesimpulan dari pertemuan ini diantaranya adalah siswa dapat memahami dengan cara mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dari beberapa latihan soal yang dikerjakan di kelompok 1 2 dan 3 mereka lebih mengerti makna dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam kegiatan yang dilakukan baik di lingkungan keluarga dan  masyarakat.

Saya juga melakukan refleksi kepada peserta didik dengan pertanyaan Apakah pembelajaran hari ini bermakna?  kemudian peserta didik menjawab sangat bermakna Bahkan mereka mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan mengetahui tentang perbuatan yang melambangkan atau mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.  kegiatan ini juga menjadi bagian yang di assessment berdasarkan beberapa aspek yaitu aspek yang pertama menguasai konten atau materi kedua kebahasaan yang ketiga percaya diri dalam menyampaikan yang masing-masing memiliki bobot tertinggi 4 sangat baik 3 baik 2 cukup satu perlu pendampingan.

Dari hasil asesmen yang saya lakukan peserta didik dalam kelompok telah bekerjasama dengan baik dan rata-rata mendapatkan nilai baik. Akhirnya kegiatan ini saya tutup dengan salam. Kegiatan ini di videokan dari awal hingga akhir observasi.

Pasca Observasi

Kegiatan pasca observasi  dari pengajar praktek memberikan beberapa masukan antara lain:

pembelajaran berdiferensiasi telah nampak atau muncul dilakukan yaitu dalam bentuk konten proses dan produk akan tetapi untuk kegiatan atau dalam hal proses masih dirasakan belum nampak secara signifikan.

pembagian kategori pola belajar secara visual auditori maupun kinestetik seharusnya ditampilkan di Smart TV agar peserta didik lebih jelas.

Pembelajaran agar diselingi dengan ice breaking atau dimunculkan KSE  dengan metode stop melihat dan mendengarkan.

Dimunculkan perbuatan yang mengandung unsur hots agar level pemahaman peserta didik lebih tinggi.

Rencana yang dikembangkan ke depan yaitu mendesain pembelajaran berdiferensiasi terkait dengan proses.

Lokakarya 4

Lokakarya ke 4 dilaksanakan pada hari sabtu, 25 Agustus 2024. pada kegiatan Lokakarya di awali berdoa dan membuat kesepakatan kelas. Pengajar praktik memberikan pemahaman tentang Coaching, Mentoring dan Konseling. Kemudian praktik coaching yaitu berperan menjadi Coach, Coachee dan observer.

Kegiatan diselingi oleh ice breaking untuk meningkatkan fokus pada CGP. Kemudian melihat video tetntang pembelajaran yang terintegrasi diferensiasi dan kompetensi sosial dan emosional. Kami saling berperan secara bergantian. Kegiatan terakhir refleksi dan diakhiri dengan doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun