Mendengar Pak Anies tidak jadi diajukan sebagai Calon Gubernur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI.P), sangat disayangkan hal ini terjadi. Siapa yang tidak mengenal dengan Pak Anies, kiprahnya selalu terang benderang, prestasinya tidak diragukan lagi, kapemimpinnanya santun, dimata dunia internasional sangat piawai dalam bernegosiasi, timbul pertanyaaan ada apa ini? Tidak ada satu partaipun yang berani melamar Pak Anies sebagai Calon Gubernur  DKI Jakarta. Ada apa sebenarnya? Kurangkah gerakan mahasiswa yang selalu mengawal keputusan MK? Masihkan demokrasi di negara kita utuh? Masihkah DPR RI sebagai wakil rakyat? kalau masih mengapa tidak ada aroma membawa aspirasi rakyatnya? rakyat dibuat bingung dengan elit politik.
Kita Tahu bahwa Pak Anies merupakan orang termahal di negeri ini, berbagai cara dilakukan untuk mengganjal Pak Anies disetiap kontestasi. Lawan Politik takut berhadapan dengan Pak Anies, Jika DKI Jakarta ke depan dipimpin oleh orang yang tidak faham dengan DKI Jakarta tinggal menunggu saja hasilnya. Apakah tidak lebih baik Pak Anies memimpin lagi kota Jakarta? secara program dan masalah yang ada beliau tahu persis sehingga akan lebih mudah dalam pengelolan kota Jakarta. Ibarat seorang dokter yang tahu penyakit pasiennya, maka obat yang diberikan pasti sesuai dengan diagnosanya.
Peribahasa jawa mengatakan, "Becek ketitik, olo ketoro" yang artinya kebaikan dan keburukan suatu saat akan katahuan juga, cepat ataupun lambat. Berikanlah contoh yang baik kepada rakyat, tentang berpolitik yang baik dan santun, tidak menjegal dengan cara-cara yang kotor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H