Sidoarjo, sebuah daerah di provinsi jawa timur yang mayoritas isinya dihuni oleh daerah perairan hingga dijuluki kota delta yang kaya akan keaneragaman hayatinya masih meninggalkan bekas luka yang tidak bisa hilang
Masyarakatnya yang cukup padat dan tingkatan strata kehidupan sosialnya yang tidak merata menjadi acuan timbulnya akar permasalahan ini
Berdasarkan pengalaman pribadi yang saya temukan dan alami, setiap kaki ini menapaki suatu tempat di sidoarjo pasti itu ditemukan dengan sebuah pemandangan orang yang mengemis meminta sumbangan uang dan sebagainya
Contohlah, Alun-alun sidoarjo yang seharusnya menjadi tempat masyarakat bersuka ria bersama sanak keluarga harus dikotori dengan pemandangan pengemis yang merajalela dan tidak hanya satu ataupun dua orang yang datang melainkan bergantian seperti sudah terjadwal.
Populasi dan tingkat pembangunan di sidoarjo yang sangat padat hingga permasalahan pemimpin pemerintahan yang terjerat korupsi menjadi salah satu alasan dan acuan yang membuat para pengemis ini merajalela
Kesenjangan sosial yang terjadi di sidoarjo nampaknya memang menjadi tujuan stokeholder pemerintahan daerah terkait untuk mewujudkan kemiskinan yang struktural
Pengemis hingga anak jalanan di sidoarjo sudah tidak bisa lagi dibiarkan semata dan perlu penanganan dari dinas terkait untuk ditertibkan dan mencarikan sumber permasalahannya agar dicarikan solusi
Sidoarjo yang sudah mendapat predikat daerah yang iq masyarakat cerdas dengan urutan nomer 4 dijawa timur yang mencatat total IPM sebesar 81,02 pada tahun 2022. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni di angka 80,65. (sumber:beritajatim.com)
Dengan data ini seharusnya bisa mengatasi masalah kesenjangan sehingga para pengemis dan anak jalanan ini hanya butuh dicarikan wadah untuk menciptakan sumber pekerjaan bukan sebagai wadah binaan dan buangan.
Ibu-ibu hingga anak yang mengemis itu bukan tidak butuh uang, tapi mereka tidak punya pekerjaan harus dikerjakan yang seharusnya itu menjadi tugas para orang yang ada dipemerintahan